Rina Martiara, 8882/IV-4/708/97 (2000) Cangget Sebagai Pengesah Upacara Perkawinan Adat Pada Masyarakat Lampung. Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
bab 1 CANGGET SEBAGAI PENGESAH UPACARA ( KT003472 l 009.2016 ).pdf Download (19MB) | Preview |
|
Text
bab 2 CANGGET SEBAGAI PENGESAH UPACARA ( KT003472 l 009.2016 )-2.pdf Restricted to Repository staff only Download (46MB) | Request a copy |
||
Text
bab 3 CANGGET SEBAGAI PENGESAH UPACARA ( KT003472 l 009.2016 )-3.pdf Restricted to Repository staff only Download (20MB) | Request a copy |
||
|
Text
bab 4 CANGGET SEBAGAI PENGESAH UPACARA ( KT003472 l 009.2016 )-4.pdf Download (11MB) | Preview |
Abstract
Studi ini menyajikan suatu analisis tekstual dan kontekstual tetntang tari yang dapat dipahami sebagai sebuah bentuk budaya. Secara sempit cangget dimaknakan ‘tari’, tetapi sec-ara luas ia berarti ‘pesta adat atau begawi cakak pepadun (naik tahta adat)’ yang dilaksanakan bersamaan dengan peristiwa perkawinan. Pada saat itu seluruh masyarakat berkumpul dan mengungkapkan kegembiraan bersama di balai pertemuan adat (sesat). Cangget adalah tari yang dilakukan oleh gadis-gadis putri pemimpin adat (penyimbang) berdasar kedudukan orang tuanya di dalam kepenyimbangan tersebut. Pada saat gadis-gadis ini menad, akan menan' pula dua orang laki-laki. Tarian yang dilakukan oleh laki-laki ini disebut igol. Bagi masyarakat Lampung, perkawinan merupakan siklus hidup yang terpenting yang akan mengubah kedudukan seseorang rnenjadi pemimpin adat (penyimbang). Penyimbang adalah pemimpin sebuah kelompok keluarga yang diperhitungkan berdasarkan kedudukan seorang laki-laki di dalam keluarga. Berdasarkan sistem patrilineal, seorang anak laki-laki tertua di dalam keluarga Lampung merupakan pemimpin tertinggi keluarga yang akan memimpin kerabat kepenyimbangannya. Secara sederhana, setiap laki-laki Lampung setelah menikah akan menjadi pemimpin di dalam keluarga batihnya. Perkawinan tersebut secara otomatis akan mengembangkan kekerabatan ayahnya yang berkembang pula akibat perkawinan tersebut Cangget berfungsi sebagai pengesah dari rangkaian acara perkawinan yang mengubah kedudukan seorang wanita di dalam lembaga adatnya. Rangkaian cangget merefleksikan kedudukan masing-masing gadis dan bujang sebagai wakil orang tua mereka di sesat yang terjadi akibat perkawinan tersebut. Sebagai tari yang memiliki fungsi sosial, tampaknya cangget tetap memiliki nilai-nilai keabadian di masyarakatnya, dikarenakan kedudukan seorang penyimbang sampai saat ini masih diperhitungkan. Ia adalah wakil kerabat yang mempunyai hak berbicara di lembaga adat, dan lembaga kepenyimbangan (porwatin) adalah lembaga tertinggi di masyarakat Lampung yang berfungsi sebagai pengambil keputusan dalam setiap peristiwa adat.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Pepustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | canggel, perkawinan, cakakpepadun (naik tahta adat) | ||||
Subjects: | Tari > Pengkajian Tari Tata kelola seni |
||||
Divisions: | Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 03 Oct 2016 04:09 | ||||
Last Modified: | 03 Oct 2016 04:09 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/1133 |
Actions (login required)
View Item |