Bedaya Duradasih Sebuah Ekspresi Budaya pada Masa Sunan Pakubuwana III - IV di Keraton Surakarta

Nuraini, Indah (1997) Bedaya Duradasih Sebuah Ekspresi Budaya pada Masa Sunan Pakubuwana III - IV di Keraton Surakarta. Other. Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta, Yogyakarta.

	Text Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (26MB) | Request a copy
	Text BAB I.pdf Download (7MB)
	Text BAB IV.pdf Download (1MB)

Abstract

Bedaya Duradasih adalah salah satu bentuk tari bedaya yang diciptakan di Keraton Surakarta. Penciptanya adalah Sunan Pakubuwana IV yang pada waktu itu masih bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom. Sunan Pakubuwana IV adalah seorang raja yang mempunyai jiwa seni yang sangat besar, sehingga tak dapat dipungkiri lagi bahwa pada masa pemerintahannya kehidupan seni budaya sangat berkembang dengan subur. Bedaya Duradasih merupakan salah satu ekspresi budaya pada saat itu. Hal ini dikarenakan ungkapan ekspresi yang tercipta itu telah diilhami oleh suasana hati yang sedang gandrung/jatuh cinta kepada puteri darah Madura. Dengan melihat kata Duradasih dan Madura. Jiaka dapat dihubungkan dengan beberapa pendapat mengenai arti dari kata Duradasih ini. Dikatakan bahwa Duradasih dari kata Dura dan dasih yang artinya seorang perempuan dari Madura. Kemudian disebutkan pula dari kata dara dan dasih yang artinya gadis/dara yang membawa kebahagiaan. Selanjutnya diartikan dari katadan dasih yang maksudnya mambo­hongi demi kepentingan politik pada waktu itu yang berakhir dengan jalinan cinta kasih. Dari beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Bedaya Duradasih adalah pencerminan salah satu ekspresi budaya pada waktu itu. Kata kunci: bedaya, Duradasih, Keraton Surakarta

Actions (login required)

View Item