Motif Hias Alas-Alasan Pada Batik Dalam Ritual Tingalan Jumenengan Dan Perkawinan Di Keraton Kasunanan Surakarta: Kajian Bentuk, Fungsi, Dan Makna

Guntur, NIM. 05/ 1742/PS (2010) Motif Hias Alas-Alasan Pada Batik Dalam Ritual Tingalan Jumenengan Dan Perkawinan Di Keraton Kasunanan Surakarta: Kajian Bentuk, Fungsi, Dan Makna. Doctoral thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
bab 1 18 MOTIF HIAS ALAS-ALASAN PADA BATIK ( T011682 l 022.2016 ).pdf

Download (41MB) | Preview
[img] Text
bab 2 18 MOTIF HIAS ALAS-ALASAN PADA BATIK ( T011682 l 022.2016 )-2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (43MB) | Request a copy
[img] Text
bab 3 18 MOTIF HIAS ALAS-ALASAN PADA BATIK ( T011682 l 022.2016 )-3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (55MB) | Request a copy
[img] Text
bab 4 18 MOTIF HIAS ALAS-ALASAN PADA BATIK ( T011682 l 022.2016 )-4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (42MB) | Request a copy
[img] Text
bab 5 18 MOTIF HIAS ALAS-ALASAN PADA BATIK ( T011682 l 022.2016 )-5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (62MB) | Request a copy
[img] Text
bab 6 18 MOTIF HIAS ALAS-ALASAN PADA BATIK ( T011682 l 022.2016 )-6.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (34MB) | Request a copy
[img]
Preview
Text
bab 7 18 MOTIF HIAS ALAS-ALASAN PADA BATIK ( T011682 l 022.2016 )-7.pdf

Download (65MB) | Preview
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Motif hias alas-alasan merupakan motif yang merepresentasikan fenomena alas atau gunung. Motif hias yang unik dan karakteristik karena berbeda dengan tradisi penggambaran batik pada umumnya dan batik keraton pada khususnya. Pemahaman terhadap eksistensi motif tersebut meniscayakan suatu pendekatan yang bersifat komprehensif. Suatu pendekatan yang memungkinkan diperolehnya gambaran utuh tentang keberadaannya dari perspektif historis, estetis, dan semiotjk. ' Perspektif historis memberi pemahaman bahwa motif hias alas-alasan berkait erat dengan cikal-bakal keberadaan batik Jawa pada umumnya dan batik keraton pada khususnya. Eksistensi motif yang juga dilandasi oleh pemahaman atau pandangan -orang Jawa. tentang realitas alas dan gunung. Pandangarf‘ yang memiliki akar historis berkait dengan eksistensi keraton sebagai pusat kekuasaan politik. Rajutan antara pandangan mitis dan historis menempatkan alas dan gunung sebagai sumber kreasi estetik yang termanifestasi ke dalam motif hias alas-alasan_ Kajian dari perspektif estetis menunjukkan bahwa penggambaran fenomena alas atau gunung direpresentasikan melalui figur berbentuk binatang dan pohon. Elemen-elemen tersebut digambarkan secara sederhana melalui garis tunggal dengan warna emas (perada) sebagai aksentuasinya. Sistem pengorganisasian elemen bersifat simetris dan tertata dalam lajur horizontal dengan menyisakan bidang tengah berbentuk belah ketupat tetap berwama putih, warna asal kain. Pada ujung kain terdapat hiasan gurdha. Orkestrasi seluruh elemen dikerangkakan oleh elemen berbentuk kawung yang menjadi pembingkajnya. Elemen yang diekspresikan melalui kuning (perada emas) pada kain berwarna latar biru tua (bangun tulak) dcngan tetap mempertahankan warna putih pada bidang tengah kain (blumbangan) dikenal sebagai Dodot Bangun Tulak Alas-alasan Pinarada Emas. Sementara elemen yang sama diekspresikan melalui kuning (perada emas) pada kain berwarna latar hijau (gadhung) dengan bidang tengah kain (blumbangan) berwarna putih dikenal sebagai Dodot Gadhung Melathi Alas-alasan Pinarada Emas. Duajenis dodot yang selalu digunakan oleh para penari Bedhaya Ketawang dalam ritual jumenengan dan/atau tingalan jumenengan serta perkawinan di lingkungan Keraton Surakarta. Kedudukan yang menempatkan motif hias alas- alasan sebagai benda pusaka di satu sisi dan oleh karenanya sangat disakralkan. Kcdudukan dan fungsi yang menjaganya tetap be-rtahan dan tidak mengalami perubahan hingga Melalui peristiwa penting itu pula motif tersebut selalu dihadirkan kembali setiap penobatan raja, ulang tahun rfla atau setiap upacara perkawinan di lingkungan Keraton Surakarta diselcnggarakan. Demikianlah melalui motif itu, pesan yang disampajkan selalu diulang untuk menjadi pengingat dan panduan dalam menjalankan kekuasaan bagi raja clan menjalani kehidupan bagi sepasang mempolai. Secara semiotik, motif hias alas-alasan dalam ritual tingalan jumenengan merupakan representasi dari kekuasaan, kewibawaan, kemewahan, kehidupan dan kesuburan, serta perlindungan. Dalarn konteks perkawinan motif hias alas- alasan sebagai representasi dari “raja”, gumelaringjagad, harapan, perlindungan, dan kesuburan.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Creators:
CreatorsNIM
Guntur, NIM. 05/ 1742/PSUNSPECIFIED
Department: UPT Pepustakaan ISI Yogyakarta
Uncontrolled Keywords: batik, motif hias, kriya, keraton kasunanan, surakarta
Subjects: Kriya > Kriya Tekstil
Divisions: Fakultas Seni Rupa > Jurusan Kriya > Kriya Tekstil
Depositing User: agus tiawan AT
Date Deposited: 11 Oct 2016 03:54
Last Modified: 11 Oct 2016 03:54
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/1150

Actions (login required)

View Item View Item