Perancangan Interior Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Gedung Borromeus Lantai 6

Trisna, Ahmad (2022) Perancangan Interior Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Gedung Borromeus Lantai 6. Skripsi thesis, ISI Yogyakarta.

	Text Ahmad Trisna_2022_BAB I.pdf Download (2MB)
	Text Ahmad Trisna_2022_BAB V.pdf Download (1MB)
	Text Ahmad Trisna_2022_FULL TEKS.pdf Restricted to Repository staff only Download (30MB) | Request a copy
	Text Ahmad Trisna_2022_LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (22MB) | Request a copy
	Text Ahmad Trisna_2022_NASKAH PUBLIKASI.pdf Download (2MB)
	Text Ahmad Trisna_2022_PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.pdf Restricted to Repository staff only Download (39kB) | Request a copy

Abstract

Rumah Sakit (RS) adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. RS bukan hanya sekedar tempat melayani pasien yang berobat ke dokter saja, namun RS yang baik harus fokus pada berbagai aspek, mulai dari fasilitas kesehatan yang dibutuhkan pasien, keamanan dan kenyamanan ruang RS, dan lingkungan RS yang dapat memenuhi kebutuhan pasien. Salah satu permasalahan terkait RS yang berkembang di masyarakat saat ini adalah banyak masyarakat yang mempunyai stigma terhadap RS itu menyeramkan, sehingga stigma tersebut dapat mempengaruhi psikologis pasien. Perancangan Interior RS Panti Rapih Yogyakarta Gedung Borromeus Lantai 6 ini dimaksudkan agar dapat menciptakan inovasi desain interior untuk mendukung proses penyembuhan pasien dengan cara mengubah stigma masyarakat dengan RS yang menyeramkan, yaitu dengan cara menerapkan konsep healing environment agar pasien yang berobat seakan tidak sedang berada di RS. Konsep healing environment adalah salah satu cara yang tepat untuk diterapkan di RS karena selain mendukung proses penyembuhan dan pemulihan pasien, konsep ini juga membantu RS dalam meningkatkan efesiensi serta efektivitas RS dalam proses mobilisasi antara pasien sakit yang masuk dan pasien sembuh yang telah ditangani, sehingga lebih banyak pasien dapat dilayani oleh RS dengan kapasitas RS yang terbatas. RS dengan menerapkan konsep healing environment akan berpengaruh terhadap pasien yang berobat sehingga pasien merasakan seakan tidak sedang berada di RS. Implementasi konsep healing environment tidak merubah fungsi RS namun menambah fungsi RS itu sendiri, RS yang menerapkan konsep healing environment tidak jauh dari elemen alam dan psikologi manusia, namun dapat diimplementasikan dengan berbagai cara yaitu dengan desain pada elemen interior yang baik. Dalam pengaplikasian konsep desain healing environment yaitu dengan merancang sebuah lingkungan terapi atau suasana ruang yang dapat mendukung proses penyembuhan pasien dengan memadukan antara unsur alam, indra dan psikologis guna menciptakan kenyamanan dan keamanan dalam diri pasien. Merancang interior dengan menerapkan penggambaran alam, seperti perpaduan warna, material, tanaman, dan elemen – elemen interior yang didesain dengan mengacu pada konsep healing environment. Meredesain sirkulasi primer dan sekunder dengan memikirkan mobilitas antara area corridor pintu masuk melalui lift pengunjung menuju area pendaftaran pasien. Mengaplikasikan dekorasi tanaman guna menciptakan rasa menenangkan dan membuat pikiran lebih fresh. Menggunakan material bahan yang mudah dibersihkan, aman bagi pengguna ruang serta mudah dalam maintenance. Lantai menggunakan material granit homogeneus style, panel dinding menggunakan material kayu bengkirai, furniture menggunakan finishing HPL, plafond menggunakan material gypsum.

Actions (login required)

View Item