Ngurah Rika Wiguna, I Gusti (2022) Kelentangan Dalam Upacara Piodalan Pura Payogan Agung Kutai. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
I Gusti Ngurah Rika Prasetya Wiguna_2022_TEKS FULL.pdf Restricted to Repository staff only Download (8MB) | Request a copy |
|
Text
I Gusti Ngurah Rika Prasetya Wiguna_2022_BAB I.pdf Download (6MB) |
|
Text
I Gusti Ngurah Rika Prasetya Wiguna_2022_BAB IV (PENUTUP).pdf Download (5MB) |
|
Text
I Gusti Ngurah Rika Prasetya Wiguna_2022_NASKAH PUBLIKASI..pdf Restricted to Repository staff only Download (904kB) | Request a copy |
|
Text
I Gusti Ngurah R.P.W._2022_SURAT PERSETUJUAN PUBLIKASI.pdf Download (369kB) |
|
Text
I Gusti Ngurah Rika Prasetya Wiguna_2022_LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy |
|
Video
maxresdefault.jpg Restricted to Repository staff only Download (240kB) | Request a copy |
|
Video
sh: 1: /usr/bin/youtube-dl: not found Download (0B) |
Abstract
Masyarakat Hindu di Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur masih melaksanakan upacara piodalan yang merupakan ritual agama Hindu, biasanya dilaksanakan setiap tahun sekali sesuai dengan perhitungan kalender Bali yang jatuh pada purnama sasih kapitu. Piodalan di Pura Payogan Agung Kutai dalam prosesi upacaranya terdapat sebuah fenomena unik, setiap upacara piodalan selalu menghadirkan kesenian suku Dayak. Kelentangan merupakan alat musik suku Dayak dalam upacara piodalan digunakan untuk mengiringi tarian dewa-dewi. Penelitian ini menganalisis bentuk penyajian, dan fungsi kelentangan dalam upacara Piodalan Pura Payogan Agung Kutai. Dalam menganalisis bentuk penyajian menggunakan teori dari R.M Soedarsono yang mengutip teori Marco de Marinis berisi pembahasan secara tekstual yang terdiri dari pelaku, instrumen, properti penari, dan penonton. Dan fungsinya menggunakan teori Alan P. Meriam yang membahas sepuluh fungsi musik. Dari sepuluh fungsi musik peneliti menggunakan empat fungsi yaitu fungsi pengesahan lembaga sosial, fungsi sebagai pemuas estetika, fungsi pengintegrasian masyarakat dan fungsi kesinambungan budaya. Adapun metode yang digunakan adalah kualitatif yaitu menyampaikan data secara deskriptif, dan analisis tentang kelentangan dalam upacara Piodalan Pura Payogan Agung Kutai. Hasil penelitian dalam pelaksanaan piodalan ini selalu menghadirkan kesenian Dayak namun pemain kelentangan dan penari dewa-dewi ini bukan berasal dari umat Hindu melainkan dari Sanggar Seni Pokan Takaq yang bercirikan Dayak Benuaq. Musisi dan penari bukan berasal dari latar belakang agama Hindu, namun dalam penyajiannya tarian Dayak ini bersifat wali atau sakral sehingga terdapat syarat tertentu yang harus dipenuhi dahulu sebelum dihadirkan. Dan hal unik dari penyajian kelentangan dan tari Dayak dalam upacara piodalan ini tidak terdapat pertentangan dari kedua pihak baik dari pihak penyelenggara maupun dari pihak penyaji.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI91201#ETNOMUSIKOLOGI | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Fungsi, Kelentangan, Upacara, Piodalan, Pura Payogan Agung Kutai. | |||||||||
Subjects: | Etnomusikologi | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi | |||||||||
Depositing User: | I Gusti Ngurah Rika Prasetya Wiguna | |||||||||
Date Deposited: | 17 Aug 2022 15:10 | |||||||||
Last Modified: | 17 Aug 2022 15:10 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/11985 |
Actions (login required)
View Item |