Sudiyati, Noor
(2014)
Artefak: Sekumpulan Pengetahuan.
Prosiding Seminar Nasional FSR ISI Yogyakarta; Mengingat Seni Membaca Pengetahuan.
p. 47.
Abstract
Manusia lahir sebagai mahkluk hidup yang paling mulia, memiliki kekuatan jika dikelola menimbulkan
pengetahuan. Pengetahuan dari seorang perupa ketika diswicth melahirkan artefak. Bangsa Indonesia multi
etnis kaya akan peninggalan seni kriya, salah satu seni rupa kriya yang banyak mengandalkan bekerja
dengan handmade. Dahulu kriya adiluhung proses kerjanya dilalui dengan spirit vertikal serta pengabdian
dan kebersamaan. Tidak memerlukan pengakuan nama. Oleh karena konsep kerjanya adalah untuk
pengabdian dan mencari berkah serta jalan untuk kembali, tidak bisa disenabingkan dengan kerja mencari
upah layaknya mencari keuntungan, kesejahteraan diri dan kepentingan dunia. Umpulan pengetahuan yang
berlapis mewujud dalam casing candi Borobudur, sebagai sebuah artefak, apabila candi tersebut dibedah
dari sisi manapun akan melahirkan penetahuan -pengetahuan lagi. Candi Borobudau adalah hasil
konsentrasi dari banyak pengetahuan; seni pahat, seni bangunan, seni ornament, teknik sipil, keindahan,
scene kehidupan lahir, hidup, mati, kembali. Borobudur hadir dengan muatan pengetahuan berbagai hal.
Borobudur berdiri pada masa Syailendra di anah awa tepatnya di abupaten Magelang Jawa Tengah,
Indonesia. Pengabdian kerja bagi penciptaan Candi tersebut bagaikan setulus hati seorang Ibu terhadap
anaknya. Dua sisi yang mendasar dan bisa ditangkap oleh kesamaan getar gelombang antara pencipta dan
audians adalah ‘spirit dan wujud’. pirit dari penciptaannya adalah ‘Nilai dan Idealisme Vertikal’, bila diurai
berinti pada nilai; lahir, hidup, mati. Dari perwujudan candi tersebut memberikan banyak pengetahuan dan
dapat pula menjadi inspirasi sumber ide penciptaan seni yang lain.
Actions (login required)
|
View Item |