Evolusi Bentuk dan Makna Ragam Hias Teratai Pada Masa Islam Awal

Nizam, Akhmad and Amalia Wulandari, Eka (2022) Evolusi Bentuk dan Makna Ragam Hias Teratai Pada Masa Islam Awal. Project Report. LPM ISI Yogyakarta, Yogyakarta: Jur. Kriya Seni FSR ISI Yogyakarta.

	Text FULL TEKS Akhmad Nizam.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy
	Text BAB I Akhmad Nizam.pdf Download (495kB)
	Text BAB VI KESIMPULAN Akhmad Nizam-2.pdf Download (248kB)
	Text LAMPIRAN Akhmad Nizam.pdf Restricted to Repository staff only Download (638kB) | Request a copy

Abstract

Ragam hias teratai di candi-candi Hindu dan Buddha merupakan simbol proses penciptaan alam semesta dan simbol puncak pencapaian spiritual. Ragam hias teratai di Bali menjadi simbol kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa. Namun ragam hias teratai ditemukan juga di masjid dan di cungkup makam Wali pada masa Islam awal. Hal ini menimbulkan dilema, karena teratai memiliki makna khusus bagi umat Hindu-Buddha. Ragam hias teratai yang diperagakan di makam Wali dan masjid, jika dicermati memiliki beberapa perbedaan. Ada bagian-bagian tertentu yang diubah dan ada unsur-unsur tertentu yang dihilangkan. Perbedaan ini diduga berimplikasi pada pemaknaan baru ragam hias teratai menurut gagasan Islam. Tujuan penelitian ini sebagai berikut: pertama, menemukan hubungan spesifik antara ragam hias teratai pada masa Hindu-Buddha dan Islam terkait perubahan evolusi bentuk dan makna. Kedua, mengingat adanya hubungan yang erat antara ragam hias teratai dengan nilai-nilai keagamaan, maka pengamatan terhadap ragam hias teratai pada masa Islam awal, sedapat mungkin diusahakan untuk mencari makna yang tersembunyi di balik ragam hias tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan sejarah dan estetika. Pendekatan sejarah digunakan untuk mengkaji tema artefak ragam hias teratai sebagai representasi sejarah. Objek-objek berupa artefak merupakan bahan amatan yang dapat digunakan untuk melihat kebenaran sejarah, menyangkut apa yang dinamis, apa yang statis, apa yang interpretatif dan apa yang deskriptif. Pendekatan estetika digunakan untuk mengkaji prinsip-prinsip organisasi visual, perubahan bentuk dan kekhususan gaya seni. Adapun pengumpulan data melalui studi pustaka dan studi lapangan, yaitu observasi, dokumentasi, dan wawancara. Pengumpulan data observasi lapangan dilakukan dengan mencermati dan mendokumentasikan keberadaan ragam hias teratai yang terdapat di candi-candi Jawa Tengah, misalnya di Candi Lara Jonggrang Prambanan atau di Candi Kalasan Sleman. Ragam hias ini kemudian pindah ke candi-candi di Jawa Timur sampai pada periode Majapahit, misalnya di Candi Jago, Candi Surowono dan Candi Panataran. Pada masa Islam awal, ragam hias teratai dapat ditemukan di kompleks masjid Mantingan Jepara, Sendang Duwur Lamongan dan di makam Wali-Wali Islam di Jawa Timur. Tempat-tempat tersebut dipilih berdasarkan ketersediaan artefak yang masih dapat dikenali dalam kondisi baik dan utuh. Analisis data dan pemaparan hasil analisis dilakukan setelah data yang terjaring diklasifikasikan. Keutuhan artefak sebagai data visual sangat penting untuk dapat dianalisis perkembangan bentuk dan gaya ragam hias. Data visual artefak dalam penelitian ini memiliki nilai empiris yang utama. Adapun TKT penelitian ini adalah menghasilkan analisis lengkap tentang kekhususan konsep bentuk, gaya dan makna ragam hias teratai pada masa Islam awal. Luaran yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah artikel ilmiah dalam jurnal nasional terakreditasi, yaitu DKB: Dinamika Kerajinan dan Batik, (Balai Besar Kerajinan dan Batik) dan Prosiding seminar Nasional.

Actions (login required)

View Item