Siswadi, -
(2013)
Nirmana Nada Bertautan: Alih Wahana Rupa menjadi Bunyi.
Jurnal Seni & Budaya Panggung, 23 (2).
pp. 109-209.
Abstract
Komposisi musik ini merupakan alih wahana dari seni rupa nirmana menjadi bunyi. Nirmana
merupakan komposisi dasar seni rupa yang mengorganisasikan bahasa rupa berupa
bidang, warna, garis, titik dan tekstur. Nirmana artinya tidak berarti atau tidak bermakna.
Dengan demikian karya komposisi ini tidak bermaksud menyampaikan pesan atau cerita,
tetapi semata-mata menyusun unsur musik yang meliputi ritme, melodi dan harmoni. Sebagai
media ungkap, komposisi ini menggunakan gamelan Jawa yang digabung saxophone,
biola dan cello. Gamelan di sini hanya perperan sebagai wahana atau media ekspresi. Aturan
bermain gamelan secara konvensional yang meliputi bentuk, tangga nada, dan pathet
tidak digunakan dalam komposisi ini.
This musical composition is a medium change of nirmana fine art into sound. Nirmana is a basic
composition of fine art which organizing visual language in a form of level, color, line, dot, and texture.
Nirmana means something not meaningful or meaningless. This composition work, therefore,
does not mean to convey a message or story, but simply to compose the musical elements including
rhythm, melody, and harmony. As the expression media, the composition uses Javanese gamelan
combined with saxophone, violin, and cello. The gamelan here just acts as a vehicle or medium of
expression. The conventional patterns of gamelan music play covering form, scales, and pathet are
not used in this composition.
DAFTAR PUSTAKA
M. Djelantik. (1990). Pengantar Dasar llmu Estetika, Estetika Instrumental. Denpasar: STSI Press.
Damono, Sapardi Djoko. (2012). Alih Wahana. Jakarta: Editum.
Djoharnurani, Sri. (1999). “Seni dan Intertekstualitas Sebuah Perspektif’, Pidato Ilmiah pada Dies Natalis XV Institut Seni Indonesia Yogyakarta, 23 Juli.
Hastanto, Sri. (1991). Karawitan: Serba-serbi Karya Ciptaannya. SENI Jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Seni, (1)01.
Martopangrawit. (1975). Pengetahuan Karawitan II. Surakarta: Akademi Seni Karawitan Indonesia.
Prasetya, Hanggar Budi. (2012). Pathêt: Ruang Bunyi dalam Karawitan Gaya Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Seni & Budaya Panggung, 22(1):. 67-82
Prier, Karl Edmund. (1996). llmu Bentuk Musik. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.
Sayuti, Suminto A. 2000 “Membangun dan Mencari Ruang Gaung dalam teks Artistik”, pemikiran ulang atas pointers yang disampaikan pada acara diskusi tari yang diselenggarakan oleh Saraswati Dance Company pada tanggai 13 Mei 2000 di Gedung Societet Yogyakarta.
Sidik, Fajar; Aming Prayitna. (tt) Disain Elementer 1. Yogyakarta: Institut Seni Indonesia.
Smith, Jacqueline. (1985). Komposisi Tari: Sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru (terjemahan Ben Suharto). Yogyakarta: Ikalasti.
Sumarsam. (2002). Hayatan Gamelan. Surakarta: STSI Press
Actions (login required)
|
View Item |