Perancangan tata pentas naskah Pintu Tertutup karya Jean-Paul Sartre terjemahan Asrul Sani

Rakhmawati, Asri (2008) Perancangan tata pentas naskah Pintu Tertutup karya Jean-Paul Sartre terjemahan Asrul Sani. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

	Text BAB I.pdf Download (11MB)
	Text BAB IV.pdf Download (2MB)
	Text Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (121MB) | Request a copy

Abstract

Tata Pentas adalah aspek artistik yang tidadk dapat dipisahkan dari sebuah pementasan Teater. Tata Pentas yang menitik beratkan pada panggung pementasan biasanya ditangani oleh seorang perancang setting panggung. Naskah Pintu Tertutup karya Jean-Paul Sartre merupakan sebuah naskah yang mengusung tema 'kehidupan sesudah mati'. Hal ini memberikan keleluasan bagi seorang desainer untuk mengartikan ruang tersebut dalam panggung. Kali ini Perancang memilih untuk memvisualisasikan ruangan tersebut sebagaimana digambarkan oleh Jean-Paul Sartre; sebuah ruang baca. Ruang fisik yang sedianya dibangun oleh Perancang merupakan ruang baca, yang diterjemahkan sebagai 'ruang tunggu' menuju neraka. Sementara gaya yang akan diambil oleh Perancang adalah gaya minimalis ekletik, dimana ruangan terbentuk karena dinding yang berfungsi untuk membatasi ruang. Selanjutnya Perancang melakukan elevasi lantai untuk mencapai kesan perspektif yang kuat di atas panggung. Dalam upaya untuk mencapai pemahaman tersebut, pada mulanya Perancang melakukan upaya yang dimulai dengan analisis naskah, dan pencarian acuan visualisasi melalui tinjauan pustaka. Pencarian tersebut berlanjut pada tulisan-tulisan sejarah melalui buku, film, internet dan juga pembicaraan tidak resmi dengan beberapa narasumber. Dari hal tersebutlah Perancang akhirnya mengambil keputusan untuk tetap mempertahankan ruang baca sebagai 'neraka' bagi ketiga tokoh lakon tersebut. Hal tersebut disebabkan ada aspek historis mengapa Sartre memilih ruangan yang biasa saja sebagai neraka.

Actions (login required)

View Item