Penciptaan Tata Pentas Naskah Rumah yang Dikuburkan Karya Sam Shepard, Adaptasi Afrizal Malna

Indrayanti, Indrayanti (2005) Penciptaan Tata Pentas Naskah Rumah yang Dikuburkan Karya Sam Shepard, Adaptasi Afrizal Malna. Skripsi thesis, ISI Yogyakarta.

	Text BAB I.pdf Download (10MB)
	Text BAB IV.pdf Download (4MB)
	Text Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (55MB) | Request a copy

Abstract

Rumah yang Dikuburkan (Buried Child, karya Sam Shepard; alih bahasa: Akhudiat) menjadi naskah yang dipilih untuk dipentaskan. Naskah hasil adaptasi Afrizal Malna ini amat terbuka untuk kerja eksplorasi artistik karena termasuk sebuah naskah drama nonkonvensional. Dengan demikian, seluruh permasalahan yang ada dalam naskah tersebut harus lebih intens untuk diidentifikasi secermat mungkin. Proses pengidentifikasian tersebut meliputi pembacaan naskah, mencari referensi yang berkenaan dengan pementasan, serta melakukan percobaanpercobaan bangunan visual artistiknya. Rumah yang Dikuburkan diliputi oleh suasana kejiwaan yang sarat dengan keterhimpitan, ketertekanan, kepengapan, mencekam, getir, keruh, dan perih. Sedangkan tentang ide dasar pencipta tata pentas sediri, sudah muncul jauh sebelum naskah Rumah yang Dikuburkan dibaca. Ide tersebut datang dari ketertarikan yang begitu kuat pada suasana kamar isolasi RSJ. Kamar isolasi memberikan aksentuasi keterhimpitan, kepedihan, kepengapan, dan monotonitas. Persepsi itu mengkristal, hingga dan menjadi dorongan tersendiri yang begitu kuat untuk dihadirkan dalam wujudan sebuah karya penciptaan/perancangan tata pentas teater. Dengan demikian, perealisasian naskah Rumah yang Dikuburkan itu pada kenyataannya adalah tindak-lanjut dari gagasan dasar yang semula sudah ada: ide dulu, baru kemudian mencari naskah. Hampir seluruh direksi/arahan/petunjuk pementasan (stage direction) telah tertera secara verbal dalam naskah Rumah yang Dikuburkan. Alih-alih membantu atau mempermudah, direksi-direksi tersebut tak jarang malah membuat pencipta tata pentas banyak mengalami kendala. Tak ayal, hal inilah yang justru membuat pencipta tata pentas kian tertantang untuk menghadirkan benda-benda visual ke atas panggung, baik secara presentatif, maupun representatif.

Actions (login required)

View Item