Yunianto, Antonius (2005) Kesenian topeng ireng desa Banjarharjo kecamatan Kalibawang kabupaten Kulonprogo. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
BAB I.pdf Download (15MB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (3MB) |
|
Text
Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (70MB) | Request a copy |
Abstract
Kesenian Topeng Ireng merupakan kesenian tarian kerakyatan dengan menggunakan beberapa penari laki-laki. Salah seseorang penari tersebut dijadikan sebagai komandan tarian (kepala suku). Kesenian ini memiliki beberapa unsur seni di antaranya berupa: gerak tari, iringan, tata rias, busana, tata teknis pentas dan syair lagu. Penyajian Topeng Ireng terbagi atas empat babak yaitu: Rodatan atau Dayakan, Kuda Kepang, Monolan (Montholan), dan Kewanan. Setiap babak memiliki bagian dan spesifikasi tersendiri, misalnya: saat babak kuda kepang para pemainnya menggunakan properti kuda kepang yang terbuat dari bambu. Babak rodatan merupakan babak yang para pemainnya menggunakan rias dan busana seperti orang dayak. Melihat kostum busana dan dandanan yang menyerupai orang ndayak tersebut, maka banyak pula di antara mereka yang menyebutnya dengan kesenian ndayakan. Mengingat kesenian Topeng Ireng masih tetap tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat Banjarharjo, maka bentuk penyajian Topeng Ireng serta beberapa faktor yang mengakibatkan masih sering dipentaskannya kesenian ini tampaknya menjadi alasan menarik untuk dijadikan sebagai rumusan masalah. Hal ini dikarenakan hubungan antara penyaj1 (pendukung Topeng Ireng) dan penerima (masyarakat) adalah satu kesatuan yang terpenting dalam sebuah seni pertunjukan. Hubungan keduanya sangat menentukan dalam pertumbuhan sebuah kesenian (Topeng Ireng). Sering dipentaskannya kesenian Topeng Ireng oleh masyarakat Banjarharjo tidak terlepas dari peranan-peranan yang diberikan kesenian ini. Antara lain: sebagai kepuasan jasmani dan rohani, kepuasan estetis, peran dakwah yang diberikan, sarana interaksi sosial dan komunikasi. Kondisi lingkungan masyarakat juga merupakan faktor penentu dalam sering tidaknya kesenian ini dipentaskan sebagai sarana hiburan. Sebagaimana kita tahu bahwa Topeng Ireng akan tetap bertahan apabila mempunyai peranan dalam kehidupan masyarakat sebaliknya kesenian ini akan punah apabila sudah tidak mempunyai nilai peranan yang diharapkan. Kondisi kesenian yang murah serta sesuai dengan kultur yang melingkupi menjadikan kesenian ini mempunyai peluang untuk tetap dipakai sebagai sarana hiburan oleh masyarakat Banjarharjo. Masih sering dipentaskannya Topeng Ireng dapat dikatakan bahwa kesenian ini masih lekat dengan pola hidup masyarakat setempat. Keadaan semacam ini akan membawa Topeng Ireng dapat dijadikan sebagai pelengkap kebutuhan masyarakat Banjarharjo.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI91201#ETNOMUSIKOLOGI | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | topeng ireng, kesenian tradisional, musikal | |||||||||
Subjects: | Etnomusikologi | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi | |||||||||
Depositing User: | sri SE endarti | |||||||||
Date Deposited: | 06 Nov 2023 01:26 | |||||||||
Last Modified: | 06 Nov 2023 01:26 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/15915 |
Actions (login required)
View Item |