Yudiaryani, - (2010) Inspirasi Teoretis Bagi Praktik Pembentukan Teater Kontemporer Di Indonesia. Documentation. ISI Yogyakarta, Yogyakarta.
|
Text
Inspirasi Teoretis TEATER INDONESIA3.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Kehadiran seni pertunjukan teater kontemporer di Indonesia tidak terlepas dari sejarah kehadiran seni pertunjukan teater di daerah-daerah di Indonesia. Istilah “kontemporer” merujuk pada situasi dalam ruang dan waktu masa kini dan merupakan cara untuk menunjuk adanya perkembangan dan perubahan teater di daerah-daerah menjadi bentuk teater kekinian yang bercita rasa Indonesia. Bentuk pertunjukan teater di Indonesia sering dianggap sebagai bentuk pertunjukan teater modern Indonesia, teater Indonesia modern, atau teater Indonesia. Istilah terakhir dianggap paling tepat, karena kata ”Indonesia” sendiri sudah mengandung sifatnya yang modern. Secara budaya, teater Indonesia merupakan sebuah gejala baru kesenian di abad ke-20. Bukan saja teater tersebut menggunakan bahasa Indonesia sebagai salah satu cirinya, tetapi juga yang paling dasar adalah semangat, cita-cita, dan sejarahnya sangat erat terikat, bahkan dapat dikatakan ”senyawa” dengan dinamika bangsa dan negara Indonesia. Membicarakan tentang identifikasi teater Indonesia melalui teater kontemporer memiliki arti, pertama, kehendak untuk membaca bentuk-bentuk pewarisan dan pelestarian seni teater daerah di Indonesia. Kedua, kehendak untuk membaca perkembangan kreativitas seniman di tengah ‘pergaulan’ Internasional. Ketiga, kehendak untuk membaca partisipasi aktif penonton membentuk konvensi pertunjukan teater kontemporer. Pewarisan dan pelestarian teater daerah sebagai aset budaya merupakan suatu penopang ruang lingkup pembangunan nasional secara menyeluruh. Di satu pihak, masyarakat membangun dan mengubah keadaan, bahkan terpaksa mengubah yang ada. Di lain pihak, wajar kalau dikhawatirkan warisan budaya dan aset-aset kebudayaan dalam keadaan serba ringkih dan wajib dipertahankan dari kepunahan. Amanat warisan budaya hendaknya terus diemban dengan segala usaha pelestarian dan pemanfaatan yang aktif positif karena sarat dengan nilai-nilai filosofi, etika, dan pesan moral yang harus dipelihara dan dikembangkan demi kepentingan masyarakat Indonesia secara menyeluruh dan utuh. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah masyarakat multikultural. Keanekaragaman tersebut tergambar dalam sebuah perjalanan panjang kehadiran pertunjukan teater Indonesia, sehingga dapat dikatakan bahwa teater Indonesia dengan perkembangan sejarah dan watak alaminya merupakan bentuk multikulturalisme. Pertama, ia menyerap elemen-elemen teater daerah. Elemen-elemen ini bergabung dalam suatu cara tertentu dengan kemungkinan percampuran baru yang unik yang mengekspresikan sebuah kepekaan yang Indonesia. Kedua, teater Indonesia ketika berkomunikasi dengan orang Indonesia harus menyelesaikan masalah-masalah yang datang dari fakta bahwa orang Indonesia kebanyakan bikultural, yaitu berbicara dalam kerangka budaya Indonesia dan daerah. Indonesia adalah komunitas-komunitas terbayang yang di dalamnya membayang suatu pergumulan, tarik menarik, dan ketegangan secara interteks nilai-nilai kedaerahan dan nilai keindonesiaan secara multikultur. Ketiga, teater Indonesia merupakan ekspresi dari aspirasi dan kepekaan orang-orang Indonesia. Hanya orang Indonesia dengan kepekaan (yang) Indonesia mampu memahami persoalan yang dihadapi Indonesia, baik sebagai bangsa maupun negara. Multikulturalisme pada dasarnya adalah pandangan dunia yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan terhadap realitas keagamaan, plural, dan multikultural yang terdapat dalam kehidupan. Nilai multikulturalisme mencakup tentang gagasan, cara pandang, kebijakan, penyikapan dan tindakan, oleh masyarakat di suatu negara yang beragam dari segi etnis, budaya, dan agama, tetapi tetap memiliki cita-cita yang sama untuk mengembangkan semangat mempertahankan keragaman tersebut. Di Indonesia, masyarakat multikulturalisme terbentuk akibat dari kondisi budaya dan sosial maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki banyak pulau di mana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam. Namun multikulturalisme muncul tidak tanpa kritik. Meskipun lebih menghargai perbedaan daripada persamaan dalam penyatuan, multikulturalisme ketika hadir di tengah budaya yang mengglobal justru memperkuat identitas lokal secara eksklusif. Artinya, perlakuan masyarakat terhadap nilai lokalitas menguat menjadi sekedar pelestarian dan bukan suatu usaha transformatif. Multikulturalisme yang transformatif seharusnya mempertemukan setiap perbedaan secara kritis dan bukan suatu bentuk penyisipan dari superioritas nilai-nilai lokal. Jika hal tersebut yang terjadi maka multikulturalisme justru tidak akan menghormati kekhasan yang lain.
Item Type: | Monograph (Documentation) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | Teater Kontemporer | ||||
Subjects: | Teater > Penciptaan (penyutradaraan, penataan artistik, penulisan naskah,pemeranan) Teater > Pengkajian seni teater (dramaturgi) |
||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Teater | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 31 May 2017 03:30 | ||||
Last Modified: | 31 May 2017 03:32 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/1706 |
Actions (login required)
View Item |