Yudiaryani, - (2008) Membaca Kehadiran Rendra Dan Mini Kata. In: Dialog Budaya Sumbangan Pemikiran WS Rendra Bagi Kemanusiaan dan Kebudayaan Kontemporer”, dalam rangka Dies Natalis Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada, 4 Maret 2008, Yogyakarta.
|
Text
MEMBACA Rendra utk Dialog Budaya.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Teater MK adalah teater baru, seni modernis sekaligus pelopor bagi kehadiran konvensi baru teater Indonesia. Teater realisme atau teater verbal menguasai bentuk pertunjukan teater sebelum hadirnya teater Mini Kata. Paro kedua abad ke-20 menjadi saksi di mana semangat baru Mini Kata mempengaruhi pertunjukan teater Indonesia yang kemudian menjadi ”wabah” di kalangan anak-anak muda. Teater kini mendapat sumbangan penting dari keduanya. Kekinian teater Indonesia adalah ungkapan estetis dua konvensi, yaitu dialektika teater realisme dan teater mini kata. Kehadiran Rendra dan Mini Kata merupakan potret jiwa zamannya. Rendra identik dengan Mini Kata. Tidak ada Mini Kata tanpa kehadiran Rendra. Rendra dan Mini Kata menjadi satu kesatuan, seperti istilah Artaud, ’Teater dan Kembarannya’: ’Rendra dan Kembarannya’. Pada saat seseorang memaknai Rendra dipastikan Mini Kata akan dimaknai pula, demikian juga sebaliknya. Rendra hadir di masa transisi, yaitu dari masa kemerdekaan ke masa pemerintahan Soekarno, dan dari masa Presiden Soekarno berlanjut ke masa pemerintahan Soeharto, bahkan masa pemerintahan kini. Teater Mini Kata mempertebal gagasan dan sikap Rendra menjadi tokoh transisi dan tokoh garda depan. Di satu sisi, ia adalah pemberontak, tetapi di satu sisi, ia adalah pembaru kesenian. Wujud pemberontakan dan pembaruannya adalah refleksi jiwa zamannya. Kehadiran Rendra, Teater Mini Kata, Bengkel Teater, Kaum Urakan serta penontonnya bersama mencipta peristiwa kesenian. Dengan kata lain, Rendra dan Mini Kata menghadirkan suatu ”gerakan” seni dan budaya. Di sini lah makna penting kehadiran keduanya. Rendra dan Mini Kata menjadi ikon kebudayaan. Nilai-nilai tradisi yang semula melekat dalam kesenian sebagai tuntunan, tatanan, dan tontonan, akhirnya menghadirkan nilai-nilai modern yang mendudukkan kesenian sebagai pembimbing masyarakat agar bersifat kritis, mandiri, dan mengenali hak-haknya. Seniman teater diharapkan selalu mengasah kepekaannya terhadap tanda-tanda zaman. Kedisiplinan, kecerdasan, dan kesetiaan seniman pada nurani akan menjaga daya hidup berkesenian, sehingga kehadiran seniman diharapkan terus terjaga melalui sikap kontekstualnya seperti halnya Rendra yang tidak pernah berhenti ”menapakkan kakinya” di tengah masyarakat.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Speech) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | Rendra, Mini Kata, teater | ||||
Subjects: | Teater > Penciptaan (penyutradaraan, penataan artistik, penulisan naskah,pemeranan) Teater > Pengkajian seni teater (dramaturgi) |
||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Teater | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 31 May 2017 03:43 | ||||
Last Modified: | 31 May 2017 04:19 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/1709 |
Actions (login required)
View Item |