Karawitan Pakeliran Ruwatan Murwakala Ki Timbul Hadiprayitno

Gunawan, Gunawan (2011) Karawitan Pakeliran Ruwatan Murwakala Ki Timbul Hadiprayitno. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

	Text Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (32MB) | Request a copy
	Text BAB I.pdf Download (7MB)
	Text BAB IV.pdf Download (1MB)

Abstract

Karawitan pakeliran ruwatan murwakala adalah sajian karawitan yang digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang kulit munuakala. Pakeliran murwakala dipergelarkan sebagai sarana ritual untuk menghilangkan sukerta atau menghindarkan diri dari malapetaka. Sesuai dengan fungsinya sebagai karawitan iringan, maka garapannya juga disesuaikan dengan kebutuhan pakeliran yaitu untuk mendukung suasana setiap adegan seperti suasana agung, gembira, sedih, dan sebagainya. Ki Timbul Hadiprayitno adalah sosok dalang sepuh yang masih sering mempergelarkan pakeliran ruwatan murwakala. Senioritas Ki Timbul sudah diakui di lingkungan masyarakat maupun di lingkungan abdi dalem kraton Yogyakarta. Sebagai abdi dalem kraton Yogyakarta Ki Timbul mendapat pangkat yang cukup tinggi dengan gelar Kangjeng Mas Tumenggung (Kangjeng Mas Tumenggung Cermo Manggolo). Penelitian yang menggunakan metode deskriptif-analisis ini memaparkan penyajian karawitan pakeliran ruwatan murwakala Ki Timbul Hadiprayitno mulai nguyu-uyu, patalon, dan 1nngan pakelirannya hingga prosesi ruwatan. Dalam penyajiannya karawitan pakeliran ruwatan murwakala Ki Timbul Hadiprayitno menggunakan tiga patet yaitu patet nem, patet sanga, dan patet manyura, tetapi yang dominan adalah patet sanga. Patet nem hanya digunakan pada awal pergelaran, pada jejer pertama yaitu ladrang Remeng laras slendro patet nem dan lagon ju.gag slendro patet nem. Dominasi patet sanga ini karena patet sanga mempunyai karakter semangat, agung, sakral, dan berkaitan dengan susana hati pasrah kepada kehendak Sang Maha Pencipta.

Actions (login required)

View Item