Perubahan Pola Organisasi Ruang Rumah Tinggal Di Kawasan Laweyan Surakarta : Alih Fungsi Dari Rumah Tinggal Menjadi Ruang Usaha

Setyo Wicaksono, Andang (2011) Perubahan Pola Organisasi Ruang Rumah Tinggal Di Kawasan Laweyan Surakarta : Alih Fungsi Dari Rumah Tinggal Menjadi Ruang Usaha. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

	Text Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (59MB) | Request a copy
	Text BAB I.pdf Download (8MB)
	Text BAB V.pdf Download (1MB)

Abstract

Kalurahan / Kampung Laweyan merupakan kawasan sentra industri batik yang unik, spesifik dan bersejarah di Surakarta. (Priyatmono, 2004). Unik : Keberadaan " beteng"tinggi, Spesifik: Merupakan wilayah produksi batik dari dulu, Bersejarah: sudah ada sejak jaman kerajaan pajang. Laweyan merupakan salah satu perkampungan yang masih memiliki bangunan Jawa yang masih terawat dengan baik di Surakarta. Industri batik tradisional telah ada dan mencapai puncaknya antara tahun 1970-an namtm mulai mengalami kemunduran puncaknya pada tahun l 990an di kampung ini. Kemunduran itu tidak bertahan lama. Desa wisata merangsang masyarakat Laweyan untuk memanfaatkan sebagian rumahnya untuk kegiatan perekonomian dengan cara membuka showroom-showroom dan perusahaan yang memanfaatkan sebagian sisi bangunan. Pemanfaatan bangunan rumah tinggal menjadi ruang usaha menyebabkan adanya perubahan pola organisasi ruang dan fungsi rumah tinggal di dalam kawasan ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui pola organisasi ruang, fungsi ruang rumah tinggal tradisional dan bangunannya pada bangunan usaha, yang ada saat ini di kawasan Laweyan, Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk mengetahui karakteristik kawasan kampung batik Laweyan. Kemudian data-data deskriptif dianalisis dengan metoda kualitatif untuk mengetahui organisasi ruang apa sajakah yang berubah. Organisasi ruang merupakan suatu elemen yang terdiri dari: hubungan ruang, hirarki, sirkulasi yang pada kasus di Laweyan ini dipengaruhi juga oleh persepsi gender dan kepemilikan rumah. Populasi adalah keseluruhan jumlah pengusaha batik laweyan yang mempunyai rumah tradisional yang berubah menjadi ruang usaha dalam satu Rw dan sampel diambil secara purposive dengan beberapa kriteria sehingga didapatkan 7 rumah. Hasil yang didapat di lapangan terdapat 2 kategori jenis usaha utama pada rumah tradisional laweyan yaitu rumah merangkap showroom dan rumah merangkap showroom dan perusahaan. Berdasarkan analisa perubahan organisasi ruang yang terjadi maka ditemukan perbedaan bentuk dan pola organisasi ruang dan fungsi ruang yang berubah antara bangunan rumah tinggal lama dan setelah mengalami perubahan menjadi ruang usaha. Hubungan antar ruang menunjukan terjadinya perubahan pada sebagian besar kasus yang ada. Hubungan antar ruangnya menjadi bersifut lebih terbuka k:arena tidak ada penyekat antarrnang. Perubahan hirarkil cenderung tidak dominan karena masyarakat Jawa masih mempertahankan alur kultural dan adat istiadat yang ada Perubahan fungsi ruang-ruang menimbulkan perubahan pada sirkulasi dan akses. Dahulu untuk aktivitas harian sirkulasi penghuni dibedakan menjadi 2 yaitu: sirkulasi perempuan dan laki-laki, sedangkan untuk orang luar sirkulasinya hanya dapat sampai ke pendopo dan pringgitan. Untuk saat ini sirkulasi penghuni tidak dibedakan antara laki-laki dan perempuan, sedangkan untuk orang luar dibedakan antar pengunjung dan tamu keluarga, untuk tamu pengunjung sirkulasi hanya sampai showroom dan ruang ganti sedangkan untuk keluarga bisa sampai ndalem saja

Actions (login required)

View Item