Arya Nugraha, Bima (2008) Manajemen Produksi Program Dokumenter Indonesia Folklore For Local Television Community Produksi Kerjasana Yayasan Komunikatif Dengan Jogja TV. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
BAB I.pdf Download (9MB) |
|
Text
BAB V.pdf Download (1MB) |
|
Text
Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (49MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian yang berjudul Manajemen Produk<ii Program Dokumenter Indonesian Folklore For Local Television Community Ker:Jasama Jogja TV dengan Komunikatif, bertujuan untuk mengetahui penerapan teori Alan Wurtzel mengenai four stage of Television pada manajemen perencanaan dan produksi program televisi di stasiun televisi lokal, dan untuk mengetahui bagaimana cara kerja yayasan nirlaba Komunikatif membuat program Mozaik Nusantara, serta untuk mengetahui bagaimana manajemen produksi Indonesian Folklore For Local Television Community atau Mozaik Nusantara di Jogja TV sebagai salah satu peserta program yayasan Komunikatif Penelitian ini menggunakan metode kua/itatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan non partisipatif, yaitu pelaku penelitian tidak melibatkan diri secara langsung tetapi hanya melakukan pengamatan dan pendokumentasian terhadap data yang ada di yayasan komunikatif maupun Jogja TV. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori manajemen produksi acara televisi dari Alan Wurtzel yang memandang manajemen produksi pada suatu program terbagi menjadi empat tahapan praproduksi, set up and rehearsal , produksi dan pascaproduksi. Teori lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang disampaikan Fred Wibowo mengenai teknik produksi program acara televisi. Teori ini memandang produser merupakan sosok yang penting pada setiap produksi program acara televisi di lembaga penyiaran. Dari penelitian ini diperoleh basil bahwa teori four stage of television milik Alan Wurtzel tidak diterapkan dalam manajemen produksi "Mozaik Nusantara" di Jogja TV. Tahapan dalam manajemen produksi yang tidak dapat diterapkan oleh Jogja TV adalah tahapan set up and rehearsal. Hal ini disebabkan terbatasnya sumber daya manusia di televisi lokal. Di tahapan ini televisi lokal membutuhkan banyak SDM sedangkan dengan penambahan SDM televisi lofal membutuhkan biaya yang lebih. Dewasa ini televisi lokal banyak yang belum bisa mandiri untuk biaya operasional dan produksinya, karena televisi belum mampu mendapatkan income dari pemasangan iklan di televisi, karena sebagian besar pendapatan dari pemasangan iklan dikuasai oleh lembaga penyiaran swasta nasional. Sistem manajemen perencanaan dan produksi program televisi seperti yang dilakukan oleh Yayasan Komunikatif ini, selain mengangkat kebudayaan daerah, televisi-televisi lokal juga dapat share content dengan cara berjaringan. Sistem berjaringan seperti ini seharusnya dilakukan pemerintah tahun lalu sesuai dengan UU penyiaran tahun 2002. Diharapkan sistem jatingan akan membantu bangkit dan mandirinya televisi lokal di Indonesia
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI91261#TELEVISI DAN FILM | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Televisi lokal, Manajemen produksi, Program televisi | |||||||||
Subjects: | Televisi > Televisi | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Media Rekam > Jurusan Televisi > Program Studi S1 Televisi | |||||||||
Depositing User: | susilo SW wati | |||||||||
Date Deposited: | 23 Aug 2024 07:40 | |||||||||
Last Modified: | 23 Aug 2024 07:40 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/18623 |
Actions (login required)
View Item |