Menemu Diri di Jalan Pengabdian (2019)

Sucitra, I Gede Arya (2020) Menemu Diri di Jalan Pengabdian (2019). [Artefact]

Preview

Image (Karya lukisan) Menemu Diri di Jalan Pengabdian, 2019.jpeg Download (193kB) | Preview

Abstract

Karya berjudul “Menemu Diri di Jalan Pengabdian” secara esensi berpijak pada local wisdom Budaya Bali yakni nilai-nilai moralitas, kemanusiaan, kebaikan, pengabdian, dan juga perjuangan menuju kebenaran. Nilai filsafati dari epos besar Ramayana ini merefleksikan suatu momentum dimana untuk mencapai kebenaran dan kemuliaan akan cinta kasih membutuhkan perjalanan panjang, perjuangan fisik dan kekuatan mental-spiritual, hingga kepercayaan. Dalam proses berkehidupannya, manusia membutuhkan bantuan dari berbagai pihak, saling tolong menolong dan menguji kesetiaan/loyalitas. Manusia untuk mencapai kehidupan yang ‘sempurna’ dan harmonis harus selaras dengan konsepsi Tri Hita Karana (tiga penyebab kebahagiaan) yakni hubungan selaras harmonis antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam lingkungannya, dan manusia dengan sang Illahi. Dalam konteks sosial kehidupan kekinian manusia, kesadaran keselarasan atas hubungan vertikal horizontal yang harmonis inilah yang tereduksi, menyusut bahkan terlupakan. Secara aspek teknis dan visual, karya ini merupakan bagian dari ‘bara’ eksplorasi media alternatif seni rupa berkaitan implementasi unsur visual lukisan klasik Bali Wayang Kamasan yang tidak menggunakan material dasar landasan lukisan yang standar yakni kain kanvas atau kertas melainkan menggunakan media objek tiga dimensi organik yakni tengkorak kepala kerbau. Ketertarikan pada ornamentik/ragam hias, karakter bentuk, dan kandungan filosofis dari lukisan Klasik Wayang Kamasan mematik rasa penasaran menyelidiki dan mengeksplorasinya lebih jauh terutamanya mengayakan wajah seni rupa kontemporer Indonesia, dimana kekayaan artefak seni tradisi berikut nilai lokalitasnya menjadi pergulatan wacana seni rupa kontemporer.

Actions (login required)

View Item