Paradoksal Manusia di Balik Penanda Body Dysmorphic Disorder melalui Karakter Elisabeth Sparkle dalam Film "The Substance" (2024) Ditinjau dengan Semiotika Roland Barthes

Advenia Cahyaningrum, Regina (2025) Paradoksal Manusia di Balik Penanda Body Dysmorphic Disorder melalui Karakter Elisabeth Sparkle dalam Film "The Substance" (2024) Ditinjau dengan Semiotika Roland Barthes. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Image
Regina Advenia Cahyaningrum_2025_LAMPIRAN_opt.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (10MB) | Request a copy
[img] Text
Regina Advenia Cahyaningrum_2025_PERNYATAAN PERSETUJUAN-PUBLIKASI_opt.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (124kB) | Request a copy
[img] Text
Regina Advenia Cahyaningrum_2025_BAB PENUTUP.pdf

Download (6MB)
[img] Text
Regina Advenia Cahyaningrum_2025_BAB I REVISI.pdf

Download (7MB)
[img] Text
Regina Advenia Cahyaningrum_2025_FULL TEKS REVISI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (7MB) | Request a copy
Official URL: https://lib.isi.ac.id/

Abstract

Standar kecantikan yang tidak realistis telah menimbulkan tekanan besar pada masyarakat, terutama perempuan. Tekanan ini memicu kekhawatiran berlebihan terhadap kekurangan fisik yang jika tidak ditangani berpotensi menjadi body dysmorphic disorder (BDD). Film “The Substance” karya Caoralie Fargeat menampilkan karakter-karakter (seperti Elisabeth Sparkle dan versi lain dirinya) yang diduga mengalami BDD akibat dari dampak standar kecantikan ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gejala-gejala BDD yang ditampilkan oleh Elisabeth Sparkle dan versi lain dan makna ideologis di balik penanda BDD itu sendiri. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi deskriptif, terfokus, dan terseleksi, dan didapatkan 45 scene Elisabeth dan versi lainnya yang terindikasi BDD. Data akan dianalisis dengan menggunakan signifikasi dua tahap semiotika Roland Barthes, dibantu dengan teori DMS-5-TR dan paradoksal manusia. Hasil penelitian menunjukan bahwa Elisabeth, Sue, dan Monstro Elisasue menunjukkan gejala-gejala BDD, hal ini ditandai dengan adanya kebiasaan bercermin, membandingkan penampilan fisik, menggunakan zat tertentu untuk mengubah fisik, menutupi kekurangan fisik, skin picking, membutuhkan validasi dari orang lain, bergonta-ganti pakaian, dan gangguan kesehatan mental lainnya yang umum ditemui pada penderita BDD. Gejala tersebut dapat dilihat dari sistem tanda denotatif dan konotatif, yang memiliki keterkaitan dengan standar kecantikan Hollywood dan Amerika secara umum. Namun di balik petanda BDD ini ada makna ideologis lain, yaitu paradoksal manusia. Paradoksal manusia terlihat dari usaha Elisabeth dalam mengejar kesempurnaan fisik karena tekanan sosial yang berujung sia-sia, karena sampai akhir kesempurnaan itu tidak pernah benar-benar tercapai.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Advenia Cahyaningrum, Reginanim2111168032
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorKustanto, Liliknim0013037405
ContributorWidyasmoro, Agnesnim0006057806
ContributorMulyaningsih, Endangnim0009026906
Department: KODEPRODI91261#FILMDANTELEVISI
Uncontrolled Keywords: Paradoksal manusia, BDD, semiotika Roland Barthes
Subjects: Televisi > Televisi
Divisions: Fakultas Seni Media Rekam > Jurusan Televisi > Program Studi S1 Televisi
Depositing User: Regina Advenia Cahyaningrum
Date Deposited: 23 Jun 2025 08:44
Last Modified: 23 Jun 2025 08:44
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/20053

Actions (login required)

View Item View Item