Garap Ricikan Rebab Gendhing Sanggalewang Kendhangan Sarayuda Minggah Ladrang Sulung Dhayung Kalajengaken Ketawang Basanta Laras Pelog Pathet Nem

Wibawa Putra, Seventa (2025) Garap Ricikan Rebab Gendhing Sanggalewang Kendhangan Sarayuda Minggah Ladrang Sulung Dhayung Kalajengaken Ketawang Basanta Laras Pelog Pathet Nem. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

This is the latest version of this item.

[img] Text
SEVENTA WIBAWA PUTRA_2025_FULL TEXT.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (7MB)
[img] Text
SEVENTA WIBAWA PUTRA_2025_BAB I.pdf

Download (1MB)
[img] Text
SEVENTA WIBAWA PUTRA_2025_BAB V.pdf

Download (460kB)
[img] Text
SEVENTA WIBAWA PUTRA_2025_PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (354kB)
[img] Video
SEVENTA WIBAWA PUTRA_2025_KARYA.mp4
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)
Official URL: https://youtu.be/BD7bx3vCTew?si=lZ-Qpsg3940Drdjt

Abstract

Skripsi yang berjudul “Garap Ricikan Rebab Gendhing Sanggalewang Kendhangan Sarayuda Minggah Ladrang Sulung Dhayung Kalajengaken Ketawang Basanta Laras Pelog Pathet Nem” adalah penelitian yang berfokus pada pembahasan garap ricikan rebab. Gendhing Sanggalewang adalah salah satu gendhing yang terdapat dalam karawitan Gaya Yogyakarta dan termasuk dalam klasifikasi gendhing tengahan. Penulis dalam penelitian ini bertujuan untuk menyajikan Gendhing Sanggalewang dalam bentuk lirihan dan berfokus pada pembahasan alternatif garap ricikan rebab. Secara gamblang, telah disebutkan bahwa Gendhing Sanggalewang menggunakan pathet nem sebagai pathet induknya, namun terdapat susunan balungan yang memiliki nada seleh di luar pathet induknya, yaitu nada 7 (barang atau pi). Analisis dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif analisis yang mencakup ambah-ambahan, cengkok, wilayah penjarian, kosokan, padhang ulihan, dan pathet. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa garap ricikan rebab dalam Gendhing Sanggalewang Laras Pelog Pathet Nem dilakukan dengan mempertahankan pathet induk yakni pathet nem, tanpa peralihan ke pathet barang seperti dalam versi penyajian Keraton Yogyakarta. Penafsiran yang dilakukan mencakup penggunaan empat jenis cengkok rebab, yaitu cengkok umum, khusus, gantungan, dan tuturan, serta penerapan beberapa jenis kosokan, yakni nibani, mbalung, nduduk, dan wangsul. Hasil analisis pergerakan arah lagu rebab Gendhing Sanggalewang melalui grafik konsep nunggal misah menunjukan bahwa arah lagu rebab tidak selalu searah dengan balungan, ada kalanya berpisah lalu bertemu kembali saat seleh. Strategi garap seperti penggunaan cengkok khusus pada bagian dhawah kenong ketiga dan penerapan konsep adu manis/salah gumun di bagian dhawah kenong keempat gatra pertama menjadikan lagu rebab terasa lebih mungguh.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Wibawa Putra, Seventanim2110853012
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorRaharja, Raharjanidn0003027004
ContributorMarsudi, Marsudinidn0010076112
Department: KODEPRODI91211#SENI KARAWITAN
Uncontrolled Keywords: Garap, rebab, Sanggalewang
Subjects: Karawitan
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Karawitan
Depositing User: Seventa Wibawa Putra
Date Deposited: 23 Jun 2025 06:48
Last Modified: 23 Jun 2025 06:48
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/20071

Available Versions of this Item

Actions (login required)

View Item View Item