Respons Goyang Sebagai Representasi Pembiasan Budaya Studi Kasus Pada Komunitas Temon Holic

Budi Sisworo, 1320763412 (2017) Respons Goyang Sebagai Representasi Pembiasan Budaya Studi Kasus Pada Komunitas Temon Holic. Masters thesis, Pascasarjana ISI Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Cover dan Daftar Isi.pdf

Download (761kB) | Preview
[img]
Preview
Text
1. BAB I.pdf

Download (624kB) | Preview
[img] Text
2. BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (657kB) | Request a copy
[img] Text
3. BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (535kB) | Request a copy
[img] Text
4. BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (802kB) | Request a copy
[img]
Preview
Text
5. BAB V.pdf

Download (511kB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (511kB) | Preview
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Komunitas TH merupakan komunitas penggemar musik dangdut koplo yang secara tegas mendeklarasikan eksistensi dirinya bukan sekedar pendengar setia namun sebagai pecinta joget dengan iringan musik dangdut koplo. Fenomena TH menjadi sesuatu yang unik karena munculnya respons kinestetik yang dominan dan menjalar hingga menjadi komunitas besar yang tidak terjadi pada musik era musik dangdut sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi mekanisme dari menguatnya respons gerak terhadap musik yang dominan. Melalui sudut pandang psikologi sosial musik, penelitian menajamkan analisisnya untuk melihat relasi antara elemen musik, pengaruh sosial dan repons yang muncul terhadap musik. Analisisnya secara khusus menggunakan teori utama terkait sensorium budaya dari Geurts yang didukung oleh konsep-konsep terkait sensasi musik (Feldman), dan konsep prototipikal (Martandile &Moore). Hasil penelitian menyebutkan bahwa mekanisme pembentukan respons gerak yang dominan difasilitasi melalui menguatnya daya provokatif kendangan koplo menstimulai respons gerak sebagai efek kepekaan budaya membiaskan unsur budaya asing bagi kelompoknya. Pembiasan ini mengakibatkan unsur musikal lokal yakni kendangan dan senggakan memperoleh perhatian yang lebih karena unsur tersebut telah terhabituasi didalam diri individu. Berlangsungnya proses sensasi yang bukan sekedar merasakan stimuli namun juga adanya usaha mengenali objek, memposisikan modal kognisi sebagai repons prototipikal menjadi berperan vital. Akibat kurangnya modal kognisi untuk mengenali dan menginterpretasikan stimuli musik, memicu ketidakmampuan menjangkau secara utuh kesemua elemen musik dan menyebabkan persepsi musik terbatas pada elemen-elemen yang mampu dicerna.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsNIM
Budi Sisworo, 1320763412UNSPECIFIED
Department: ISI Yogyakarta
Subjects: Seni Musik
Divisions: Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni
Depositing User: IH Nurcahyadi Nurcahyadi
Date Deposited: 20 Jul 2017 06:59
Last Modified: 26 Jul 2017 01:47
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/2042

Actions (login required)

View Item View Item