Hayyin Nur Rohmah, Irta (2025) Makna Tari Gandrung Pada Ritual Petik Laut Kabupaten Banyuwangi. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
![]() |
Text
Irta Hayyin Nur Rohmah_2025_FULL TEKS.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
![]() |
Text
Irta Hayyin Nur Rohmah_2025_BAB 1 (1)-1-36.pdf Download (507kB) |
![]() |
Text
Irta Hayyin Nur Rohmah_2025_PENUTUP.pdf Download (363kB) |
![]() |
Image
Irta Hayyin Nur Rohmah_2025_LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (394kB) | Request a copy |
![]() |
Text
IRTA HAYYIN_2025_FORM-PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI).pdf Download (224kB) |
Abstract
Berangkat dari fenomena dualisme fungsi Tari Gandrung pada ritus agraris dan maritim, penelitian ini bertujuan mengungkap “Makna Tari Gandrung Pada Upacara Petik Laut Kabupaten Banyuwangi” menggunakan pendekatan semiotika Charles Sanders Peirce. Metode kualitatif digunakan dengan pengumpulan data melalui studi pustaka dan dokumentasi. Pemaknaan diperoleh melalui proses semiosis pada elemen-elemen yang ada dalam Upacara Petik Laut meliputi sesaji, rangkaian upacara, dan bentuk penyajian Tari Gandrung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tari Gandrung sebagai salah satu bagian dari sesaji dalam upacara tersebut merupakan simbol kesuburan dan keseimbangan kosmologi. Simbol tersebut mendukung tujuan diadakannya upacara tersebut, yaitu sebagai permohonan keselamatan dan kelimpahan hasil laut. Konsep seni dan ritual di Desa Grajagan mengadopsi pemikiran masyarakat pola tiga (petani ladang). Proses migrasi suku Jawa, Madura, dan Osing ke Desa Grajagan membawa pola pikir agrarisnya, seperti sistem kosmologi "tiga dunia" yang terkait dengan harmonisasi alam. Dengan demikian, Tari Gandrung dianggap relevan bagi masyarakat Desa Grajagan sebagai representasi dari Upacara Petik Laut, mengenai harapan keselamatan dan kesuburan laut. Keselamatan dicapai melalui upaya menjaga keseimbangan kosmologis (alam atas, tengah, dan bawah). Sementara itu, kesuburan dicapai melalui perkawinan atau menyandingkan simbol-simbol oposisi. Masyarakat Desa Grajagan meminjam konsep kesuburan dari ritus agraris dan mengaplikasikannya pada ritus maritim. Dalam ritus agraris, konsep kesuburan berasal dari perkawinan antara dunia atas dan dunia bawah yang diwakili oleh langit dan bumi, sedangkan dalam ritus maritim, laut adalah dunia bawah dan lelehur mewakili dunia atas.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | kode prodi 91231 | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Kata Kunci: Tari Gandrung, Upacara Petik Laut, Semiotika Peirce, Kesuburan, Maritim. | |||||||||
Subjects: | Dokumentasi Lain Karya Ilmiah Pustakawan |
|||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | |||||||||
Depositing User: | Irta Hayyin Nur Rohmah | |||||||||
Date Deposited: | 25 Jun 2025 02:51 | |||||||||
Last Modified: | 25 Jun 2025 04:25 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/20895 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |