Ruda Mala

Kawi, Kawi (2002) Ruda Mala. Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
Bab I.pdf

Download (10MB)
[img] Text
Bab V.pdf

Download (2MB)
[img] Text
Full Teks.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (38MB) | Request a copy

Abstract

Ronggowarsito pernah mengatakan; ini zaman "Edan", bisa juga kata lain dari "Gila". Kata gila yang dimaksud bukan karena fisiknya yang kotor dan lusuh karena kehilangan akal sehatnya, tetapi yang dimaksud adalah orang-orang zaman kini yang sudah kehilangan harga diri, kehilangan adat, atau kehilangan kemanusiaannya. Fenomena kehidupan tersebut, tercermin dalam perjalanan asmara Panji-Candra Kirana dalam topeng lakon gaya Losari Cirebon dengan cerita "Ruda Mala". Dalam perjalanan asmara tersebut, Panji yang dalam upaya pencarian kekasihnya, ia merelakan dirinya kehilangan harga diri dan kehormatannya, yaitu dengan menjadi ·wong ala" atau orang gila. Semen tara itu, Candra Kirana yang sakit karena dipaksa kehilangan kekasihnya oleh sikap oteriter sang ayah, memutuskan dalam bayangan kesadarannya untuk menyerahkan kehormatan kewanitaannya yang juga kehormatan kemanusiaannya kepada setiap lelaki yang menginginkannya. Oleh karena itu, jelas lakon Ruda Mala akan bisa memberikan cerminan atau relevansi dari kehidupan masa kini. Melalui Ruda Malalah, tema yang mengangkat peristiwa hitamputih kehidupan manusia itu dihadirkan sebagai sebuah bentuk penciptaan tari. Penciptaan tari dengan mengangkat judul garapan Ruda Mala ini digarap dalam bentuk "Tari Dramatik", artinya bahwa gagasan yang dikomunikasikan sangat kuat dan penuh daya pikat, dinamis dan banyak ketegangan, dan dimungkinkan melibatkan konflik antara orang seorang dalam dirinya atau dengan orang lain. Dengan demikian, tari dramatik ini lebih merupakan pengungkapan ekspresi simbolis, mengingat tari dramatik sangat memusatkan perhatiannya atau memunculkan berbagai kejadian atau suasana dengan tidak menggelarkan cerita secara deskriptif-naratif, tetapi melalui kekuatan simbol-simbol. Berbagai simbolisasi peristiwa inilah yang kemudian dihadirkan dalam kesatuan tenaga, ruang, dan waktu di atas pentas dengan menyertakan garap berbagai medium; kinestetik, musik, dan artistik. Dengan kekuatan kinestetik yang dijelajahi sebagai media ungkap yang substantif, penggarap secara konsisten berpijak dari berbagai kekuatan yang ada pada Topeng Cirebon, yang baik secara emosional maupun dari pemahaman secara artistik sudah diakrabi dengan penuh antusias. Bahkan tidak hanya itu, dihadirkan pula kekuatan ritmis dari Ronggeng Gunung dan kesan magis dari Sintren, dua bentuk seni tradisional (ritual magis) yang juga sangat dekat dalam kehidupannya.

Item Type: Thesis (Masters)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Kawi, Kawinim030/ST-st/00
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDK
ContributorSuharti, Th.UNSPECIFIED
ContributorSumandiyo Hadi, Y.nidn0017074907
Department: KODEPRODI91101#SENI
Uncontrolled Keywords: Ruda Mala, tari dramatik, peristiwa hitam putih
Subjects: Tari > Penciptaan Tari
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Penciptaan)
Depositing User: sugeng SW wahyuntini
Date Deposited: 25 Aug 2025 06:46
Last Modified: 27 Aug 2025 07:28
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/21686

Actions (login required)

View Item View Item