Sejarah Pedalangan Lor Negara : Pohon Dalang Sleman

Sri Kuncoro, Ikun and Widada, Rh. and Sugiharto, R. Toto and Nur Rachman, Taufiq (2025) Sejarah Pedalangan Lor Negara : Pohon Dalang Sleman. Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Text SEJARAH PEDALANGAN LOR NEGARA POHON DALANG SLEMAN (1).pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Pagelaran wayang sebagai satu bentuk hiburan rakyat pada waktu itu telah ada di kawasan permukiman lama tersebut. Muncullah kemudian sebutan-sebutan pedalangan lor negara untuk daerah di kawasan sebelah utara Keraton, pedalangan wetan negara untuk kawasan di sebelah timur Keraton, pedalangan kidul negara untuk kawasan di sebelah selatan Keraton, dan pedalangan kulon negara untuk kawasan di sebelah barat Keraton. Sebutan-sebutan itu untuk menandai perbedaan dengan tradisi yang dibawa oleh Sultan Hamengkubuwono I. Dalam cara pandang demikian itulah, buku ini menyajikan pokok masalah pedalangan lor negara dan kemudian lebih dibatasi lagi pada aspek susur galur kekeluargaan dalangdalangnya (pohon dalang). Mengingat pentingya kategori kewilayahan itu, buku ini mengawali sajiannya dengan uraian tentang dinamika sosial politik terkait pembentukan kewilayahan di kawasan tersebut. Dinamika ini memuncak pada tahun 1945 ketika Kasultanan Ngayogyakarta bergabung pada Republik Indonesia. Kawasan-kawasan tersebut kemudian menyatu dalam wilayah-wilayah kabupaten yang IV Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) EDY WINARYA, S.Sn.,M.Si Pembina Utama Muda, IV/c NIP 19661212 199403 1 00 ditetapkan secara administratif sebagai Sleman, Gunung Kidul, Bantul, dan Kulonprogo. Batasan-batasan administratif itu tidak secara utuh merujuk pada kawasan yang telah lebih dulu ada. Namun demikian, dalam penelitian ini tradisi pedalangan yang disebut sebagai pedalangan lor negara akan dirujukkan pada Kabupaten Sleman yang arahnya memang berada di utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Actions (login required)

View Item