Visualisasi Simbolik Lirik Gending Sekar Jenang

Dwi Dedy Susandi, NIM 0511705021 (2010) Visualisasi Simbolik Lirik Gending Sekar Jenang. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Preview	Text BAB I.pdf Download (5MB) | Preview
	Text BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) | Request a copy
	Text BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy
	Text BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) | Request a copy
Preview	Text BAB V.pdf Download (1MB) | Preview
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Lukisan merupakan rekaman peristiwa, perasaan maupun optru yang tumbuh dalam keseharian penulis. Bagi penulis rekaman peristiwa yang tertransformasikan kedalam karya lukisan acapkali muncul dari pengamatan, pergaulan maupun aktifitas yang terjadi sehari-hari. Rekaman peristiwa tersebut mengispirasi kemudian dalam satu bentuk konseptual yang tertuang dalam karya­ karya Tugas Akhir penciptaan karya seni yang berjudul "Visualisasi Simbolik Lirik Gending Sekar Jenang". Karya-karya lukisan yang penulis ciptakan dalam Tugas Akhir ini mengangkat tema tentang kekayaan makna lirik tradisional dari Banyuwangi serta pengenalan kepada masyarakat luas mengenai bahasa using, bahasa suku asli Banyuwangi seperti yang dituliskan dalam lirik-lirik Gending Sekar Jenang yang menjadi pengiring dalam Tari Gandrung Banyuwangi. Tari tradisional yang dijadikan maskot pariwisata kota Banyuwangi. _, Dengan latar belakang pemikiran yang terfokus pada fenomena saat ini yaitu keprihatinan atas hilangnya nilai budaya adi luhung bangsa, menimbulkan keinginan dalam diri penulis untuk mengucapkannya dalam bahasa visual yang simbolik tentang hilangnya nilai-nilai budaya bangsa Indonesia. Bangsa asing yang lambat laun menggerogoti sedikit demi sedikit kekayaan yang kita miliki, bahkan negara tetangga yang notabene masih satu rumpun dengan bangsa Indonesia dalam hal ini Malaysia yang mengklaim budaya Indonesia sebagai miliknya menjadi konsep pokok sebagai keprihatinan dan sikap mawas diri penulis demi mengapresiasi dan melestarikan kekayaan budaya bangsa menjadi konsep keseluruhan karya-karya yang dipamerkan. Penulis kemudian mencoba menggali kembali apa yang menjadi identitas daerah asal penulis. Melalui sumber-sumber sejarah yang masih tersimpan di Museum Blambangan Banyuwangi serta narasumber atau sesepuh yang masih dapat di temui, akhirnya penulis mengangkat kembali tari Gandrung yang menjadi maskot pariwisata kota Banyuwangi. Awalnya penulis mengalami kendala yakni dari sisi mana yang menarik untuk divisualisasikan . Hingga akhirnya terlintas pikiran untuk memvisualis asikan makna Lirik Gending Sekar Jenang . Dalam proses pembuatan karya-karya Tugas Akhir banyak pengalaman dan pengetahuan yang telah penulis dapatkan selama kuliah di lSI Yogyakarta. Penulis memikirkan tataran konsep ide penciptaan dan ide perwujudan yang benar-benar membutuhkan kematangan, di sisi lain hal tersebut tetap harus memikirkan tahapan-tahapan pembuatan karya. Dalam hal ini penulis menggunakan tahapan-tahapan penciptaan diawali dengan mempelajari makna­ makna yang terkandung dalam Gending Sekar Jenang kemudian merumuskannya dalam konsep perwujudan yang surealistik. Pemilihan ini dipakai dengan pertimbangan kemudahan dalam merefleksi dan menginterpretasikan makna gending tersebut secara simbolik kedalam lukisan. Dalam proses penciptaan karya ini penul is memvisualisasikan enambelas lirik gending, namun untuk melengkapinya menjadi menjadi duapuluh lukisan menurut masing-masing lirik, penulis melakukan penggandaan makna atas beberapa lirik. Namun tetap dalam pengertian yang sama akan tetapi dengan visualisasi yang berbeda , sehingga menimbulkan satu pemaknaan yang berbeda pula. Diharapkan melalui karya tugas akhir ini, penulis dapat menyumbangkan usaha pelestarian budaya daerah Banyuwangi yang menjadi akar budaya bangsa di Indonesia. Secara tidak langsung melalui proses pembuatan Tugas Akhir ini penulis menemukan satu keyakinan diri dengan melalui berbagai proses dalam penciptaan yang tidak semuanya beijalan lancar dan melalui kendala. Sebagai sebuah tanggungjawab akademik segala proses tersebut dilaksanakan dengan semaksimal mungkin demi proses selanjutnya. Oleh karena itu penulis selalu memerlukan satu sumbangan kritik dan pemikiran demi kesempumaan dalam mengembangkan kepekaan terhadap estetika visual dan mempraktekkan kesenirupaan dengan maksimal pula pada kemudian hari. Masih banyak yang perlu dibenahi, sehingga kritik dan saran yang membangun penulis sampaikan terima kasih. Tidak akan berkembang suatu karya seni tanpa adanya kritik yang membangun.

Actions (login required)

View Item