Jumiati, 1310019411 (2017) Transformasi Upacara Belian kedalam Tari Gitang Paser. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB I.pdf Download (6MB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (8MB) | Request a copy |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) | Request a copy |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB V.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
||
Other (DOKUMENTASI)
DOKUMENTASI.rar Restricted to Repository staff only Download (69MB) | Request a copy |
||
|
Text
JURNAL.pdf Download (408kB) | Preview |
Abstract
Upacara Belian merupakan ritual pengobatan, membayar hutang, dan pembersihan kampung yang terdapat di Kabupaten Paser. Upacara Belian ini dilatar belakangi oleh sistem kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan gaib. Inti upacara Belian berupa gerak-gerak dan mantra-mantar. Gerak yang dihadiran pada upacara Belian ini menimbulkan inspirasi bagi seorang seniman bernama Irusmiati untuk mentransformasikan upacara Belian menjadi tari Gitang Paser. Gerak dalam tari Gitang ini terinspirasi dari dua motif gerak yang dilakukan oleh Mulung yaitu perambut (gerak lambat), kerkesek (gerak cepat) serta bunyi gitang. Kedua unsur ini dikembangkan dalam irama, ritme dan penggunaan tenaga sehingga menjadikannya lebih dinamis. Untuk mengetahui aspek apa saja yang bertransformasi pada upacara Belian ke dalam tari Gitang Paser maka peneliti menggunakan konsep yang dikemukaka n oleh Djoharnurani yang mengemukakan bahwa proses transfomasi dapat dilalui dalam tiga tahap yaitu; 1) tahap pemahaman dan penghayatan makna; 2) tahap resepsi; dan 3) tahap tindak resepsi. Pada butir pertama adalah pemahaman dan penghayatan makna terhadap nilai-nilai yang itransformasikan. Butir kedua adalah resepsi yang berarti penerimaan memang salah satu aspek yang ada dalam proses transformasi. Kemudian pada aspek tindak resepsilah transformasi membawa rangsangan idesional atau gagasan untuk membuat suatu yang baru. Maka melalui dari tiga tahap ini lah hasil transformasi antara upacara Belian dan tari Gitang Paser dari aspek rasa, bentuk, dan makna masing-masing bisa berubah, masih nampak ataupun menjadi samar-samar. Hasil analisis di atas menunjukkan adanya suatu perubahan bentuk penyajian, makna serta fungsi upacara Belian ke dalam tari Gitang. Hasil yang didapat memberikan nilai yang bersifat mengembangkan. Salah satu pengembangan yang dapat dilihat dari bentuk penyajian yaitu gerak, gerak pada upacara Belian lebih sederhana hanya menggunakan dua motif yaitu perambut dan kerkesek ketika berubah maka gerak tersebut lebih dinamis karena memiliki berbagai macam motif. Pengembangan yang terjadi pada bentuk penyajian memberikan dampak perubahan pula pada fungsi. Fungsi pada upacara lebih pada ritual pengobatan ketika berubah menjadi tari Gitang fungsi tersebut sebagai hiburan semata tanpa meninggalkan suasana magis. Ketika bentuk dan fungsi berubah mengakibatkan perubahan makna yang terjadi pada tari Gitang yaitu hilangnya kepercayaan masyarakat setempat terhadap upacara Belian. Kata kunci : transformasi, mulung, gitang, belian.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Additional Information : | M. Heni winahyuningsih; Budi Astuti | ||||
Uncontrolled Keywords: | transformasi, mulung, gitang, belian | ||||
Subjects: | Tari > Pengkajian Tari | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | ||||
Depositing User: | samiyati SM samiyati | ||||
Date Deposited: | 31 Oct 2017 03:50 | ||||
Last Modified: | 31 Oct 2017 03:50 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/2619 |
Actions (login required)
View Item |