Lerip Uyan Peniga

Picesty Nur Fitriani, 1310020411 (2017) Lerip Uyan Peniga. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img] Text
bab i.pdf

Download (1MB)
[img] Text
bab ii.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
bab iii.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
bab iv pen.pdf

Download (784kB)
[img] Text
Jurnal.pdf

Download (3MB)
[img] Other (karya)
karya.rar
Restricted to Repository staff only

Download (0B) | Request a copy
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (0B) | Request a copy
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Senjata tradisional merupakan alat pertahanan diri yang diciptakan dari budaya atau tradisi suku tertentu. Fungsi senjata pada zaman dahulu lebih banyak digunakan sebagai alat untuk ritual dan berperang. Akibat perkembangan zaman saat ini yang membuat masyarakat berfikir kreatif untuk mengembangkan fungsi dan kegunaan senjata sebagai cinderamata atau hiasan dinding, contohnya adalah senjata tradisional Kalimantan suku Dayak yaitu mandau. Mandau adalah salah satu senjata tradisional suku Dayak yang kegunaan utama sebagai senjata tempur. Suku Dayak pada umumnya memiliki mandau sebagai senjata pribadi maupun kelompok. Senjata ini biasanya digunakan kaum laki-laki sebagai alat untuk membela diri dan berperang. beberapa kriteria mandau serta beberapa ciri khas diantaranya. Bilah mandau atau bitin mandau berwarna abu-abu yang terbuat dari tanah dan batu gunung tertentu. Bitin mandau tidak berbentuk simetris antara belakang dan depan. Terdapat bulu-bulu pada bagian tertentu yang biasanya diambil dari rambut manusia atau bulu hewan.Sarung Mandau atau biasa disebut Kumpang yang menyimbolkan perempuan . Hulu Mandau yang dibuat dari tanduk rusa, tanduk kerbau atau kayu khusus seperti jenis kayu kaya mihing. Rotan sebagai pengikat antara batang mandau dan bitin mandau. Rotan ini juga bisa dianyam sebagai pengikat kumpang ke pinggang saat mandau ingin dibawa dan digunakan. Langgai Kuai atau pisau kecil yang melekat pada sarung mandau, digunakan untuk menghaluskan rotan. “Lerip Uyan Peniga” mengambil dari bahasa suku Dayak Kenyah yang artinya tajam untuk damai. Arti dari judul tersebut menyiratkan tema yang penata gunakan yaitu tentang mandau sebagai simbol sebuah perdamaian. Karya ini menggunakan 8 penari di antaranya 2 penari laki-laki dan 5 penari perempuan. Jenis kelamin yang berbeda disesuaikan dengan simbolisasi dari Kumpang dan Bitin mandau yaitu perempuan serta laki-laki. Penata menggunakan iringan secara live dan menggunakan properti dan setting sebagai elemen tambahan. Penggunaan cahaya siluet untuk mewujudkan simbol perdamaian dengan bersatunya Kumpang dan Bitin dalam bayangan pada akhir adegan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM
Picesty Nur Fitriani, 1310020411UNSPECIFIED
Department: UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Additional Information : Dindin Heryadi , Erlina Panjta S.
Uncontrolled Keywords: Senjata. Mandau, Perdamaian
Subjects: Tari > Penciptaan Tari
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Penciptaan)
Depositing User: jody JS Santoso
Date Deposited: 18 Dec 2017 04:07
Last Modified: 18 Dec 2017 04:07
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/2784

Actions (login required)

View Item View Item