Pelestarian Tari Orek-Orek Karya Sri Widajati Hasil Revitalisasi Kesenian Orek-Orek Di Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur

Cicilia Vinny Paramitha Anggi, 1311460011 (2018) Pelestarian Tari Orek-Orek Karya Sri Widajati Hasil Revitalisasi Kesenian Orek-Orek Di Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
BAB I.pdf

Download (651kB) | Preview
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (664kB) | Request a copy
[img]
Preview
Text
BAB IV.pdf

Download (142kB) | Preview
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (619kB) | Request a copy
[img] Video
DOKUMENTASI.MOV
Restricted to Repository staff only

Download (2GB) | Request a copy
[img]
Preview
Text
JURNAL.pdf

Download (1MB) | Preview
Official URL: http://lib.isi.ac.id

Abstract

Tari Orek-orek merupakan tari khas Kabupaten Ngawi.Tari Orek-orek diciptakan sebagai pengganti kesenian Orek-orek yang telah punah karena sudah tidak ada peminatnya lagi. Kesenian Orek-orek bukanlah seni tari melainkan seni drama.Ibu Sri Widajati adalah seorang seniman yang berasal dari Kabupaten Ngawi Provinsi Jawa Timur, beliau adalah pencipta tari Orek-orek yang bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Ngawi untuk menciptakan tarian khas daerah setempat. Kesenian Orek-orek direvitalisasi oleh Ibu Sri Widajati dengan hasil yang berbeda, hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menarik generasi muda meningkatkan kesenian khususnya bidang seni tari, Karena pada saat itu Kabupaten Ngawi belum memiliki seni tari, sehingga menimbulkan keinginan Ibu Sri untuk menghidupkan kembali kesenian Orek-orek dalam wujud tarian. Pada tahun 1981 tari Orek-orek mulai dikenalkan oleh masyarakat setempat dengan wujud tari berpasangan laki-laki dan perempuan yang berdurasi waktu sekitar 7-8 menit, kemudian dipatenkan gerak tari Orek-orek menjadi 18 ragam gerak. Iringan yang digunakan adalah gending Orek-orek yang sudah ada sebelum tari Orek-orek diciptakan. Ibu Sri sebagai pencipta tari Orek-orek membuka sanggar yang diberi nama Sri Budaya sebagia wadah masyarakat. Sejak tahun 1981 hingga sekarang tari Orek-orek telah mengalami perkembangan yaitu perubahan bentuk koreografi yang tidak hanya ditarikan oleh berpasangan, tetapi dapat ditarikan secara tunggal. Pada tahun tersebut tari Orek-orek mulai dijadikan pemerintah sebagai icon dari Kabupaten Ngawi, dikarenakan pada saat itu Kabupaten Ngawi tidak memiliki tarian kecuali tari Orek-orek. Disisi lain tari Orek-orek memiliki gerakan yang mudah dipelajari, sehingga tarian tersebut diangkat sebagai tarian khas Kabupaten Ngawi. Kemudian kebijakan Pemerintah Kabupaten Ngawi yang kian gencar melakukan upaya demi melestarikan Tari Orek-orek, seperti pelatihan tari Orek-orek terhadap guru se-Kabupaten Ngawi dan pemecahan rekor MURI. Pada tari Orek-orek terdapat makna simbolis yang terkandung didalamnya, seperti pada kostumnya dan gerakannya yang menggambarkan seseorang yang bekerja keras. Selain memiliki makna simbolis, tari Orek-orek juga memiliki nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti nilai religius (berdoa kepada Tuhan), nilai moral (kesungguhan dalam bekerja), dan nilai keindahan, hal tersebut menjadi alasan utama Ibu Sri untu terus berupaya melestarikan tari Orek-orek. Kata kunci: Kesenian, Orek-orek, Pelestarian.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Creators:
CreatorsNIM
Cicilia Vinny Paramitha Anggi, 1311460011UNSPECIFIED
Department: UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
Additional Information : Supriyanti; Y. Surojo
Uncontrolled Keywords: Kesenian, Orek-orek, Pelestarian
Subjects: Tari > Pengkajian Tari
Divisions: Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian)
Depositing User: samiyati SM samiyati
Date Deposited: 09 Oct 2018 03:56
Last Modified: 09 Oct 2018 03:56
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/3795

Actions (login required)

View Item View Item