Valenci Kalista, 1310026432 (2018) Puncak Ritual Kematian Suku Dayak Tonyooi Benuaq dalam Dokumenter Etnografi “Malas Budi Basaq”. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB 1.pdf Download (4MB) | Preview |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (914kB) | Request a copy |
||
Text
BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (964kB) | Request a copy |
||
Text
BAB 5.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB 6.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text
Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) | Request a copy |
||
Video
DOKUMENTASI.mp4 Restricted to Repository staff only Download (2GB) | Request a copy |
||
|
Text
JURNAL.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Penciptaan karya dokumenter ini adalah puncak ritual kematian dalam suku Dayak Tonyooi Benuaq, yaitu kuangkai. Kuangkai dilaksanakan bertahun-tahun setelah seseorang meninggal, yakni saat tengkorak sudah bisa dipisahkan darai badan. Kuangkai merupakan bentuk balas budi yang dilakukan oleh pihak keluarga. Masyarakat adat yakin, apabila seseorang meninggal, roh mereka harus dijemput oleh leluhur agar dapat sampai ke surga. Sebelum ritual kuangkai, ada tahap parapm api dan kenyau yang dilakukan bertahun-tahun sebelumnya, ketika seseorang baru meninggal. Film dokumenter ini menggunakan metode etnografi agar penonton mengetahui pentingnya kuangkai berdasarkan sudut pandang masyarakat Tonyooi Benuaq. Pendekatan melalui metode ini membuat makna-makna yang terkandung dalam ritual kuangkai dapat disajikan dengan maksimal. Gaya ekspositori digunakan agar segala informasi mengenai kuangkai yang masih asing bagi sebagian besar penonton dapat tersampaikan dengan baik. Struktur kronologis dipilih untuk memaparkan tahapan ritual kuangkai yang berlangsung selama kurang lebih 14 hari. Hasil karya seni ini menunjukkan bagaimana kedudukan kuangkai sebagai puncak ritual kematian bagi masyarakat Dayak Tonyooi Benuaq. Kuangkai tetap menjadi sebuah ritual yang sakral dan akan terus mereka laksanakan sebagai bukti penghormatan dan balas budi kepada roh-roh leluhur. Kata kunci: kuangkai, etnografi, Dayak Tonyooi Benuaq, dokumenter.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Additional Information : | Alexandri Luthfi; Agnes Widyasmoro | ||||
Uncontrolled Keywords: | kuangkai, etnografi, Dayak Tonyooi Benuaq, dokumenter | ||||
Subjects: | Televisi > Televisi | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Media Rekam > Jurusan Televisi > Program Studi S1 Televisi | ||||
Depositing User: | samiyati SM samiyati | ||||
Date Deposited: | 11 Oct 2018 04:43 | ||||
Last Modified: | 11 Oct 2018 04:43 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/3803 |
Actions (login required)
View Item |