Putri Septiyana Wulandari, 1310013411 (2018) Fungsi Tari Pampaga di Desa Budaya Pampang Kalimantan Timur. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB I.pdf Download (898kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (757kB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB IV.pdf Download (617kB) | Preview |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (858kB) | Request a copy |
||
Text
GLOSARIUM.pdf Restricted to Repository staff only Download (608kB) | Request a copy |
||
|
Text
JURNAL.pdf Download (802kB) | Preview |
Abstract
Tulisan ini mengupas “Fungsi Tari Pampaga di Desa Budaya Pampang Kalimantan Timur. Tari Pampaga adalah tarian yang melambangkan suatu perangkap yang sengaja dibuat untuk menjepit leher burung pipit yang kerap memakan bulir-bulir padi di ladang. Pada zaman dahulu sebelum suku Dayak Kenyah memanen padi di ladang, mereka melakukan kegiatan yang dinamakan Pampaga yang artinya sebelum membersihkan rumput sudah melaksanakan kegiatan ritual. Melaksanakan ritual tersebut agar mereka terhindar dari hama dan binatang yang kerap memakan bulir-bulir padi di ladang. Ritual tersebut menyembah kepada dewa-dewa agar semua binatang terjepit. Seiring berjalanya waktu masyarakat Dayak Kenyah Desa Pampang sudah mempercayai agama dan meninggalkan ritual tersebut. Sehingga selaku kesenian Desa Pampang bapak Simson Imang, membuat sebuah tari yang terinspirasi dari perangkap untuk menjepit burung pipit. Tarian tersebut yaitu tari Pampaga yang diselenggarakan rutin setiap minggu siang di rumah Lamin Adat Pemung Tawai. Dalam hal ini yang menjadi pokok permasalahan adalah fungsi tari Pampaga di Desa Budaya Pampang Kalimantan Timur. Untuk membantu menemukan jawaban dari permasalahan maka akan meminjam teori Raymond Williams dikemukakan adanya tiga studi atau komponen pokok yaitu: Lembaga-Lembaga Budaya (Institutions), Isi Budaya (Content), Norma-Norma Budaya (Effect). Studi mengenai komponen lembaga budaya akan menanyakan siapa yang menghasilkan produk budaya, siapa yang mengontrol, dan bagaimana kontrol itu dilakukan. Isi budaya akan menanyakan apa yang dihasilkan atau simbol-simbol apa yang akan diusahakan, sementara efek atau norma budaya akan menanyakan konsekuensi apa yang diharapkan dari proses budaya itu. Keberadaan seni pertunjukan dalam suatu kelompok masyarakat tidak pernah terlepas dari sistem budaya dan sistem sosial yang berlaku dikalangan masyarakat pendukungnya. Kesenian bisa hadir ditengah-tengah kehidupan masyarakat bila memiliki peran tertentu dalam kehidupan masyarakat. Seni pertunjukan sebagai salah satu bentuk seni, memiliki berbagai macam fungsi baik yang berkaitan dengan kepentingan ritual maupun sifatnya sekular. Fungsi tari Pampaga di Desa Budaya Pampang Kalimantan timur dalam hal ini sebagai lembaga budayanya adalah ketua adat, masyarakat, dan pemerintah. Sedangkan yang dihasilkan adalah pertunjukan yang berfungsi sebagai hiburan, sementara efek yang dihasilkan berupa pengikat solidaritas, rasa kebersamaan dan kegotongroyongan, sarana interaksi sosial, sebagai identitas Desa Budaya Pampang, nilai estetis, sebagai sarana hiburan, sarana penambah penghasilan, sebagai media komunikasi, dan tenggang rasa. Hingga kini pertunjukan tari-tarian yang ada di rumah Lamin Adat Pemung Tawai di Desa Pampang masih terus di selenggarakan dan dilestarikan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta | ||||
Additional Information : | Supriyanti Budi Astuti | ||||
Uncontrolled Keywords: | Fungsi, Tari Pampaga, Desa Budaya Pampang | ||||
Subjects: | Tari > Pengkajian Tari | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Tari > Seni Tari (Pengkajian) | ||||
Depositing User: | sri SE endarti | ||||
Date Deposited: | 15 Feb 2019 07:02 | ||||
Last Modified: | 15 Feb 2019 07:02 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/4058 |
Actions (login required)
View Item |