Teteh Dayatami, 1010390015 (2015) Gender Of Gender. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB I.pdf Download (880kB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (676kB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB III.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Konsep laki-laki dan perempuan adalah dualitas dimensi keseimbangan hidup. Konsep tersebut tidak akan seimbang jika melupakan gender ketiga yaitu bancih. Segala hal selalu melewati di-antara-nya. Antara laki-laki dan perempuan, setengah laki-laki dan setengah perempuan itu adalah perilaku gender yang tidak bisa ditebak keberadaannya dalam diri manusia. Apa pun bentuk yang ditampilkan oleh seorang laki-laki, perempuan, dan bancih, faktanya mereka masih disebut golongan makhluk hidup (tentunya), dan manusia (khususnya). Penyebaran orang jenis ketiga (bancih) ini memang sangat pesat perkembangannya, terutama di Yogyakarta. Sosial masyarakat bancih kini memang sangat manja, kebiasaan mencari perhatian masyarakat umum, membuat masyarakat umum tersebut tidak nyaman. Demikian sebaliknya, jika masyarakat umum paham dengan kondisi kaum bancih tersebut, maka tidak akan adanya selisih diantara keduanya. Aktualisasi yang diupayakan yakni pembuatan instrumen gender dengan mencampur dualitas laras yaitu, pelog dan slendro. Gender of Gender dalam judul karya Tugas Akhir ini memiliki multi-interpretasi. Gender adalah perwakilan perilaku feminitas dan maskulinitas, kemudian gender adalah nama instrumen dari salah satu perangkat gamelan Jawa yang sering digunakan dalam setiap konser karawitan di Jawa (khususnya). Kedua kata yang sengaja digabungkan melalui segala ‘gabungan’ yang penulis maksud adalah keserbajadian atau kebolehjadian yang menarik segala kemungkinan yang mungkin terjadi. Boleh juga dipahami bahwa judul Gender of Gender ini sebagai sinergi atau peleburan segenap rasa kegelisahan dalam sosial budaya manusia dan sosial budaya musik Jawa (khususnya Gamelan Jawa). Sebagaimana telah penulis paparkan, konsep dualitas yang digabung kemudian menjadi konsep tiga gender ini telah mengispirasi pembuatan gender yang diberi nama ardhacandra. Ardha yang artinya tengahan/sebagian/diantara, candra adalah bulan sabit. Gender yang berlaras diantara laras pelog dan slendro tersebut dikemas dengan design setengah lingkaran yang menyerupai bulan sabit.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | Gender, ardhacandra, bancih, pelog, slendro, instrumen, gamelan Jawa, bulan sabit | ||||
Subjects: | Etnomusikologi | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 08 Jul 2015 01:18 | ||||
Last Modified: | 08 Jul 2015 01:18 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/465 |
Actions (login required)
View Item |