Perancangan Naskah Drama Kontemporer Indonesia Bersumber Kepada Sastra Klasik Indonesia Dan Teater Epik Bertolt Brecht

Soedjono, Soeprapto (1997) Perancangan Naskah Drama Kontemporer Indonesia Bersumber Kepada Sastra Klasik Indonesia Dan Teater Epik Bertolt Brecht. Project Report. Lembaga Penelitian ISI Yogyakarta.

	Text Bab 1.pdf Download (1MB)
	Text Bab 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy
	Text Bab 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) | Request a copy
	Text Bab 4.pdf Download (22MB)
	Text Lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (22MB) | Request a copy

Abstract

Sebagaimana halnya dengan karya penelitian, karya perancangan juga membutuhkan kiat tertentu dalam proses penciptaan perancangannya. Tahapan yang bermula dari masalah harus pula dilaksanakan guna mendukung tahapan berikutnya dengan mengacu pada tujuan penelitian/ perancangan yang merupakan titik tolak dimulainya sebuah upaya perancangan guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Dalam proses penciptaan tidaklah hams selalu menampilkan sebuah hasil cipta yang baru sama sekali tetapi juga bisa diartikan sebagai upaya yang mencoba menggabungkan elemen, ide, metode, gaya dan bentuk dari berbagai taksonomi substansi yang berbeda menjadi suatu substansi yang barn dengan atau tanpa penampilan yang dominan oleh salah satu atau lebih dari berbagai hal yang mendukungnya. Keberadaan penampilan akhir merupakan bentuk implementasi penggabungannyan sehingga nilai kebaruan ( 1ewness) yang dika11cungnya merupakan esensi penampilan akhir yang tercerminkan sebagai hasil akhir proses perancangan yang kreatif Pada perancangan ini elemen yang dipadukan adalah tiga unsur seni budaya yang berbeda secara bentuk, tradisi dan esensinya, yai u: wayang kulit Jawa lakon wahyu, sastra Melayu Klasik dan teater epik Bertold Brecht. Secara terpilih, dalam rancangan naskah drama kontemporer ini, elemen yang akan dipadukan dari wayang l'Ulit adalah tema. ceritera, seting dan penokohannya; sedangkan elemen sastra Melayu Klasik didayagunakan dalam penggunaan bentuk -bentuk pantun,gurindam dan mantera sebagai nuansa bahasa naskah yang tercermin dalam beberapa bentuk dialog dan monolog yang ada; adapun struktur alur naskah dan seting atau Jatar peristiwa lakon perancangan itu sendiri didasari oleh konsep teater epik Bertold Brecht yang juga diterapkan pada konsep penokohan naskah perancangannya Pemilihan lakon wayang wahyu yang berter.densi transformasi kekuasaan tampaknya memberikan ide bagi penetapan tema perancangan naskah dengan sentuhan-sentuhan analogi antara kejadian yang terdapat dalam ceritera wayang dengan kejadian kontemporer kehidupan masa kini. Secara tematis,jiwa naskah berorientasi pada masalah-masalah transformasi kekuasaan yang menitikberatkan pada keadilan dan penguasa yang berjiwa bersih. Selanjutnya tema inilah yang diimplementasikan dalam bentuk masalah-masalah yang ada dalam masyarakat kita masa kini dan yang perlu mendapatkan perhatian baik itu yang berimplikasikan sosial, ekonomi, politik dan budaya. Sedangkan bentuk penyampaiannya merupakan komentar dan kritik kemasyarakatan terhadap segala peristiwa masa kini dengan seting dan tokoh-tokoh pewayangan beserta masing-masing karakter simbolik yang diwakilinya . Kehadiran tokoh wayang pada naskah perancangan ini yang beraksi dalam dua dunia memberikan ruang konsekwensi logis Jatar yang bemuansa dua dunia pula, yaitu dunia simbolik yang diwakili oleh karakter masing-masing tokoh wayang terebut dan dunia nyata masih kini yang aktual. Dengan demikian seting/latar pada naskah ini juga tertampilkan dalam bentuk dua dunia pula dalam konteks kejadian yang diala.Iri oleh para pemerannya . Hal-hal tersebut merupakan noktah-noktah peristiwa yang bertautan satu sama lain dalarn satu kesatuan alur naskah dengan penggunaan bahasa Melayu Klasik yang dilengkapi bahasa Indonesia kontemporer sebagai aspek komunikasinya .

Actions (login required)

View Item