Arya Yuni Pamungkas, NIM 1112254021 (2015) Spirit Kaum Difabel Dalam Penciptaan Karya Seni Grafis. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
5. bab 1.pdf Download (753kB) | Preview |
|
Text
6. bab 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text
7. bab 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
||
Text
8. bab 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) | Request a copy |
||
|
Text
9. bab 5.pdf Download (579kB) | Preview |
|
Text
11. lampiran.pdf Restricted to Repository staff only Download (817kB) | Request a copy |
Abstract
Semangat yang ada pada kaum difabel dibalik kekurangannya merupakan bukti nyata bahwa mereka tidak mau dipandang sebelah mata, mereka tetap memperjuangkan hak – haknya dengan melakukan sesuatu yang dapat mereka lakukan, yang dimulai dari semangat dalam diri kaum difabel untuk menerima kenyataan dan bangkit untuk menjalani kehidupannya, melakukan sesuatu hal sebagai bukti bahwa mereka dapat melakukan sesuatu hingga berbagi terhadap sesama. Dalam menjalani kehidupannya, kaum difabel senantiasa dihadapkan pada situasi yang sulit, dengan spirit yang dimilikinyalah membawa mereka dapat melewati segala permasalahan – permasalahan yang dihadapinyadan menjadikan mereka sebagai pribadi yang lebih kuat. Diwakili dari temuan kreatif penulis yang melihat karakter salah satu menyandang difabel, yaitu penderita autis pada karya yang dihasilkannya tercermin semangat dalam ekspresi keluguan atau kepolosan dalam berkarya rupa, suara, gerak, dan lain-lain. menjadi inspirasi penulis dalam berkesenian. Proses kreatif yang berakhir pada terciptanya sebuah karya pasti ada yang dipandang paling maksimal dari karya-karya lain yang penulis ciptakan, seperti karya yang berjudul “Menerima Kenyataan” merupakan cermin dari sedikit semangat yang mendasar dari kaum difabel, yang dimana kaum difabel mampu mempunyai semangat untuk menerima kenyataan terlahir dengan fisik atau mental tidak seperti pada umumnya.Proses kreatif yang berakhir pada terciptanya karya yang dilakukan oleh penulis pasti juga ada karya yang dianggap kurang maksimal, seperti karya yang berjudul “Mata Hati” yang cenderung ditujukan untuk khalayak umum agar mereka melihat kaum difabel dengan mata hati, dan pada karya tidak menceritakan semangat kaum difabel.Tidak semua orang terlahir ke dunia dengan tubuh yang sempurna, ada arus menerima kenyataan bahwa anggota tubuh mereka tidak lengkap atau tidak berkembang secara normal, namun mereka tidak menyerah dan mengeluh. Mereka menjalani hidup dengan semangat, bahkan mampu meraih prestasi dan melakukan banyak hal yang mungkin diluar batas kemampuan yang dimilikinya, sudah seharusnya pengakuan atas mereka dilakukan, penghapusan stigma negatif juga dihilangkan, serta memberikan ruang publik yang sepatutnya dilakukan agar mereka merasakan hak – hak yang sepatutnya mereka dapatkan, semoga kita dapat lebih berempati terhadap sesama.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | Program Studi Seni Grafis, Jurusan Seni Murni, Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | difabel, grafis, karya, sketsa, screen, Fastdye, Hak Azasi Manusia | ||||
Subjects: | Seni Murni > Seni Grafis | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Rupa > Jurusan Seni Murni > Seni Grafis | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 16 Sep 2015 02:27 | ||||
Last Modified: | 16 Sep 2015 02:27 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/558 |
Actions (login required)
View Item |