Berutu, Ester Risnauly (2020) Kreativitas Barnawi Dalam Musik Bundengan Di Masyarakat Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
Bab I.pdf Download (825kB) |
|
Text
Bab IV.pdf Download (524kB) |
|
Text
NASKAH PUBLIKASI ESTER BERUTU 1410036415.pdf Download (706kB) |
|
Text
TUGAS AKHIR - Ester Risnauly Berutu 1410036415.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) | Request a copy |
Abstract
Bundengan adalah sebuah alat musik dari Kabupaten Wonosobo berbahan dasar dari bambu. Alat musik bundengan lahir dari kreatifitas seniman karawitan saat sedang beristirahat menggembalakan bebek yang memodifikasi kowangan atau tudung miliknya menjadi sebuah alat musik, dia adalah Barnawi. Bagian dalam Bundengan terdapat 4 buah senar, jika dibunyikan akan menghasilkan suara seperti instrumen kethuk, kenong, kempul dan gong dalam gamelan Jawa.Alat musik ini dimainkan oleh satu orang. Jika dimainkan oleh dua orang, maka satu orang yang lain sebagai wiraswara. Lirik dari lagu bundengan adalah tembang-tembang karawitan Jawa. Bundengan dimainkan pada acara-acara yang di adakan di hajatan, seperti: pernikahan dan khitanan, selain itu bundengan juga sering dimainkan di hari jadi kota Wonosobo, pementasan sekolah, workshop-workshop yang berhubungan dengan kesenian. Memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan bundengan pun mengalami perkembangan yang pesat, meskipun sempat mati suri karena meninggalnya Barnawi tapi alat musik bundengan bangkit kembali bersama Munir yaitu adik dari Barnawi yang berkerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Budayawan, maupun orang-orang yang menginginkan bundengan tetap lestari. Metode kualitatif dijadikan cara untuk mendapatkan data-data di lapangan, yaitu melalui pengamatan berperan serta, wawancara, dokumentasi dan juga studi kepustakaan. Pendekatan secara etnomusikologi dilakukan dalam rangka analisa teks dan konteks yang akan dilakukan oleh peneliti. Berdasarkan metode peniletian dan pendekatan tersebut, Bundengan memiliki beberapa faktor pendukung keberadaan bundengan tetap eksis di masyarakat Wonosobo yaitu faktor internal dan eksternal. Dengan masih dimainkan dan dipentaskan, menunjukkan bahwa bundengan masih memiliki fungsi di dalam masyarakat tersebut. Fungsi musiknya adalah sebagai pengungkapan emosional, hiburan, pengiring tarian dan kesinambungan budaya.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI91201#ETNOMUSIKOLOGI | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Bundengan, Kreativitas | |||||||||
Subjects: | Etnomusikologi | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi | |||||||||
Depositing User: | jody JS Santoso | |||||||||
Date Deposited: | 27 Jul 2020 03:09 | |||||||||
Last Modified: | 27 Oct 2020 02:27 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/6287 |
Actions (login required)
View Item |