Putu Harimbawa, NIM 091 1962 021 (2015) Gebogan Sebagai Inspirasi Dalam Penciptaan Seni Lukis. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB 1.pdf Download (876kB) | Preview |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
Text
BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB 5.pdf Download (769kB) | Preview |
|
Text
LAMIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Sebagai masyarakat Hindu Bali yang dikenal relijius, dan kental akan tradisi dalam kehidupan beragama serta berkeseniannya, sangat dekat dengan upacara-upacara keagamaan, dengan menggunakan berbagai sarana yang menujukan kemegahan. Tampak yang paling menonjol dalam kehidupan keagamaan Hindu Bali adalah penggunaan banten sebagai sarana upacara keagamaan. Hampir tidak ada aktifitas kehidupan yang tidak disertai dengan melakukan upacara keagamaan. Warisan nenek moyang yang mengandung nilai-nilai filosofis dan ajaran moral menjadi acuan masyarakat untuk berperilaku. Maka dalam pelaksanaan segala aktivitas keagamaan di masyarakat Hindu Bali tidak bisa dilepaskan dari kegiatan upacara adatnya. Hal ini menjadi salah satu rangkaian kegiatan keagamaan dalam menghubungkan, atau mendekatkan diri dengan Sang penciptanya untuk selalu berusaha bersikap seimbang terhadap alam sekitarnya. Konsep ini terggambarkan dalam dua sifat alam yang berbeda, yakni Skala alam semesta (kasat mata), maupun Niskala (tidak kasat mata). Dalam masyarakat Hindu Bali dikenal dengan sebutan Rwa Bhineda, yakni baik-buruk, siang-malam, nyata-tidak nyata. Hal ini dilandasi oleh kesadaran bahwa alam semesta mengandung unsur-unsur kesatuan dalam perbedaan yang satu sama lain terkait dan membentuk satu kesatuan alam semesta. Salah satu sarana upacara yang menjadi perhatian adalah gebogan yang banyak mengandung aspek artistik. “Gebogan sebagai Inspirasi dalam Penciptaan Seni Lukis” adalah gebogan sebagai persembahan berupa susunan buah dan jajanan yang dihaturkan kehadapan Hyang Widhi sebagai bentuk rasa syukur atas rejeki yang dinikmati, gebogan sarat akan makna filosofi yang merupakan salah satu cara untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam lingkungannya. Untuk menjaga keseimbangan alam semesta. Menjadi ilham yang membangkitkan kreatifitas dalam imajinasi untuk menghasilkan karya yang mengandung unsur local genius. Menciptakan sesuatu yang baru dalam bahasa ungkap dari pengalaman artistik maupun ideologis yang menggunakan garis dan warna, guna mengungkapkan perasaan, mengeskpresikan emosi, gerak, ilusi maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang yang dibuat dalam bidang dua dimensional yaitu lukisan.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | Minat Utama Seni Lukis Program Studi Seni Rupa Murni Jurusan Seni Murni Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia Yogyakarta | ||||
Uncontrolled Keywords: | Seni lukis, Gebogan, Banten, Hindu Bali, Filosofi, Local genius, Skala alam semesta (kasat mata), Niskala (tidak kasat mata), Rwa Bhineda | ||||
Subjects: | Seni Murni > Seni Lukis | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Rupa > Jurusan Seni Murni > Seni Lukis | ||||
Depositing User: | agus tiawan AT | ||||
Date Deposited: | 02 Oct 2015 01:47 | ||||
Last Modified: | 02 Oct 2015 01:47 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/632 |
Actions (login required)
View Item |