Susanto, Mikke (2018) Seni Tanpa Referensi. Majalah Art Effect (AE) #9 (9). pp. 13-17.
Text
9. Seni Tanpa Referensi.pdf Download (132kB) |
Abstract
Jangan sampai Anda terjebak dalam omongan naïf dengan mengatakan, “Saya tidak tahu kalau sudah ada karya semacam ini,” atau “Saya belum pernah melihat karya tersebut sebelumnya, jadi jangan salahkan saya bila ada persamaan!” Itu menandai referensi Anda sangat kurang. Jadi segeralah membaca jika sudah begitu. Referensi juga menunjukkan batas-batas kemampuan yang dimiliki oleh seorang peseni. Hal ini tampak jika sebuah karya seni tengah dikaji oleh pengamat. Seorang kritikus atau kurator akan mempersoalkan segala hal yang ada dalam sebuah karya seni. Dari persoalan gerak mata hingga jari kaki, dari warna jingga gelap sampai merah darah, dari suara alam ke suara mesin, dari bau amis, pesing sampai bau keringat pemain adalah bagian dari kajian yang menjadi kesimpulan dan referensi.
Item Type: | Article | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Uncontrolled Keywords: | Refrensi, Literasi, Membaca | ||||
Subjects: | Seni Murni > Seni Lukis | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Rupa > Jurusan Tata Kelola Seni | ||||
Depositing User: | IH Nurcahyadi Nurcahyadi | ||||
Date Deposited: | 15 Dec 2020 01:18 | ||||
Last Modified: | 15 Dec 2020 01:18 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/7180 |
Actions (login required)
View Item |