Aulia, Malik Hasanudin (2021) Pembentukan Selera Musik Dangdut Remaja Kelas Menengah-Atas Perkotaan Di Yogyakarta Dalam Perspektif Pierre Bourdieu. Masters thesis, Pascasarjana ISI Yogyakarta.
Text
MALIK HASANUDIN A_2021_FULL TEXT.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
MALIK HASANUDIN A_2021_BAB I.pdf Download (992kB) |
|
Text
MALIK HASANUDIN A_2021_BAB V.pdf Download (492kB) |
|
Text
MALIK HASANUDIN A_2021_JURNAL.pdf Download (630kB) |
|
Text
MALIK HASANUDIN AULIA_2021_PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.pdf Restricted to Repository staff only Download (238kB) | Request a copy |
Abstract
Musik dangdut sering mendapatkan cap sebagai musik kampungan dan selera kelas menengah ke bawah karena mengacu pada pertunjukkan musik dangdut di lapangan yang identik dengan tindakan tak senonoh. Beberapa usaha telah dilakukan agar musik dangdut mendapatkan tempat di kalangan kelas menengah-atas. Namun, khususnya remaja tetap tidak dapat menikmati musik dangdut sebagai musik mereka. Setelah sekitar 2014 terjadi fenomena yang cukup menarik, yaitu musik dangdut menjadi tren remaja, bahkan diminati oleh remaja kelas menengah-atas. Diduga telah terjadi perubahan selera musik pada remaja kelas menengah-atas, tetapi bagaimana terbentuknya selera musik dangdut sebagai selera musik remaja kelas menengah-atas belum terjawab sampai saat ini. Penelitian ini bermaksud untuk menangkap bagaimana selera musik terhadap dangdut pada remaja kelas menengah-atas perkotaan di Yogyakarta terbentuk, faktor apa saja yang membentuknya, dan mengapa mereka memilih musik dangdut sebagai musik mereka. Penelitian ini menggunakan studi kasus terhadap sembilan remaja kelas menengah-atas perkotaan di Yogyakarta dengan menggunakan pendekatan konsep habitus dan selera dari Pierre Bourdieu. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, tidak terjadi perubahan selera musik pada remaja. Musik dangdut dapat terbentuk sebagai selera mereka karena habitus kelas menengah-atas menciptakan standar selera pada musik sebagai objek budaya yang baik berdasarkan persepsi kelas menengah-atas, yaitu dengan mempertimbangkan “modernitas” dan “kompleksitas” pada objek budaya musik. Selera tersebut dapat tertanam melalui pengajaran dari lingkungan dan aktivitas aktor sebagai subjek yang membentuk realitas sosial mereka. Musik dangdut terbukti memiliki nilai sebagai objek budaya yang sah bagi selera mereka. Kata Kunci : Habitus, Musik Dangdut, Pierre Bourdieu, Remaja, Selera Musik.
Item Type: | Thesis (Masters) | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||||
Contributors: |
|
||||||
Department: | KODEPRODI91101#PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI | ||||||
Uncontrolled Keywords: | Habitus, Musik Dangdut, Pierre Bourdieu, Remaja, Selera Musik | ||||||
Subjects: | Penciptaan dan pengkajian seni | ||||||
Divisions: | Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni | ||||||
Depositing User: | Malik Hasanudin Aulia | ||||||
Date Deposited: | 16 Aug 2021 04:18 | ||||||
Last Modified: | 16 Aug 2021 04:18 | ||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/8806 |
Actions (login required)
View Item |