Beby Ananda Hutahaean, Yose (2021) Boru Sasada Sebagai Sumber Ide Penciptaan Musik Etnis "ARUNA". Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Text
Yose Beby Ananda Hutahaean_2021_FULL TEKS.pdf Restricted to Registered users only Download (189MB) | Request a copy |
||
Text
Yose Beby Ananda Hutahaean_2021_BAB I.pdf Download (62MB) |
||
Text
Yose Beby Ananda Hutahaean_2021_BAB PENUTUP.pdf Download (9MB) |
||
Text
Yose Beby Ananda Hutahaean_2021_ JURNAL.pdf Download (26MB) |
||
Text
Yose Beby Ananda Hutahaean_2021_PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.pdf Download (70kB) |
||
|
Video
maxresdefault.jpg Download (78kB) | Preview |
|
Video
sh: 1: /usr/bin/youtube-dl: not found Download (0B) |
Abstract
Suatu karya penciptaan musik etnis akan berhubungan dengan fenomena sosial dalam masyarakat. Secara umum, seorang anak perempuan Batak Toba memiliki ruang dan gerak yang sangat sempit dalam hak dan kewajiban untuk memiliki kebahagiaan dan karir. Boru Sasada menjadi istilah bagi seorang anak perempuan tunggal keluarga Batak Toba. Reinterpretasi kesetaraan gender secara negatif dalam masyarakat Batak Toba sangatlah besar. Hal ini ditandai dengan keyakinan bahwa anak laki-laki adalah sebuah akar pohon dalam keluarga, sehingga mengkesampingkan bahwa seorang anak perempuan juga berharga. Globalisasi memberikan banyak perubahan terhadap reinterpretasi tersebut, ada positif, namun tetap saja ada yang negatif. Sebuah keluarga tentunya mengasihi keturunan mereka, namun masyarakat banyak yang tidak sependapat dan memutuskan bahwa sebuah keluarga tanpa anak laki-laki adalah suatu hal yang hina.. Sementara, seorang perempuan pada dasarnya akan selalu bermain perasaan dalam menanggapi cerita di dalam hidupnya. Sangat menarik ketika adat dan istiadat menjunjung tinggi kehadiran seorang anak laki-laki, akan tetapi Tuhan memberikan karunia anak perempuan. Mengaplikasikan suasana hati dan perasaan puteri tunggal masyarakat Batak Toba ke dalam penciptaan musik etnis didahului dengan penelitian yang mencari tahu apa saja perasaan dari puteri tunggal masyarakat Batak, kemudian penciptaan menggunakan ekplorasi, improvisasi, dan pembentukan. Hasil penelitian ketika anak perempuan dikesampingkan, berdasarkan bagaimana orangtua meyakinkan dan mendukungnya. Masyarakat yang hidup di era globalisasi akan mampu berpikir dengan lebih terbuka, dan tidak seenaknya menghina. Putri tunggal Batak Toba dan perasaannya menjadi sebuah fokus pada karya musik etnis berjudul “Aruna”
Item Type: | Thesis (Skripsi) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI91201#ETNOMUSIKOLOGI | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Aruna, Boru Sasada, Batak Toba, hina | |||||||||
Subjects: | Etnomusikologi | |||||||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Etnomusikologi | |||||||||
Depositing User: | Yose Beby Ananda Hutahaean | |||||||||
Date Deposited: | 20 Aug 2021 01:48 | |||||||||
Last Modified: | 23 Aug 2021 01:17 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/9121 |
Actions (login required)
View Item |