Judojono, No.Mhs.: 8110089014 (1998) Cara Dan Gaya Penyajian Lakon Ruwatan "Murwakala Ki Timbul Cermamanggala. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
|
Text
BAB I.pdf Download (4MB) | Preview |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB) | Request a copy |
||
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (7MB) | Request a copy |
||
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy |
||
|
Text
BAB V.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Wayang kulit merupakan sebuah karya seni yang mempm:iyai riwayat cukup panjang. Beberapa penulis bahkan merasa yakin bahwa wayang kulit sudah ada sejak nenek-moyang masih menganut animisme. Perkembangan wayang kulit dari masa ke masa mengalami beberapa perubahan bentuk mau pun fungsinya. Sebagai seni pertunjukan, pergelaran wayang kulit mengandung beberapa unsur seni yang lain di dalanmya. Salah salu fungsi pergelaran kulit yang ditinjau di sini adalah untuk keperluan upacara ruwatan bagi orang-orang dianggap sukerta. Ceritera yaog disajikan untuk upacara ruwatan tersebut adalah “Murwa Kala” yang berkisah tentang ruwatan Batara Kala. Pergelaran lakon ini menjadi unik antara lain karena di dalam rangkaian ceritera ada peran seorang dalang yang menjadi tokoh penting karena hanya dialah yang mampu dan berwenang untuk meruwat Batara Kala, selanjutnya mantra mantra yang diucapkan dalang dalam rangka meruwat Batara Kala tersebut berlaku pula untuk orang-orang yang diruwat pada kesempatan upacara ruwatan tersebut Ki Timbul Cermamanggala seoraog dalang senior uuyuk Pedalangan gaya Yogyakarta sudah berulang kali mempergelarkam lakon ruwatan "Murwa Kala'' untuk upacara ruwatan bagi bermacam-macam orang sukerta Cara dan gaya yang diperagakan Ki Timbul Cermamanggala mempunyai ciri-ciri yang khas dan agak berbeda dengan dalang•dalang yang lain, yaitu antara lain mengenai pemberian karakter pada beberapa tokoh kadang-kadang kiontroversial, seperti misalnya pada tokoh Batara Guru diberi karakter yang agung berwibawa, bertangsung-jawab, akan tetapi juga punya sifat sembrono,juga pada Batara Kala diberi karakter yang ganas, dan perkasa, tetapi juga naif serta manja. Mengenai orang - orang yang termasuk sukerta pun, dalam pergelaran wayang kulit Ki Timbul Cermamenggala banya berjumlah 16 macam. Demikian pula dalam meuyusun tangga dramatik, klimaks selalu ada pada hampir setiap babak, dan yang paling kuat pada saat Ki Timbul Cermamanggala tampil sebagai dirinya sendiri untuk mengucapkan sesumbar. Akhirnya, tradisi ruwatan tersebut masih perlu ditata kembali agar sesuai dengan perkembangan jaman, serta tidak bertentangan dengan aturan negara.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | Program Studi S-1 Seni Teater pada Fakultas Seni Pertunjukan | ||||
Uncontrolled Keywords: | gaya penyajian, lakon, ruwatan, Murwa Kala, Ki Timbul Cermamanggala | ||||
Subjects: | Teater > Pengkajian seni teater (dramaturgi) | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Pertunjukan > Jurusan Teater | ||||
Depositing User: | Ida ID Sriwahjudewi | ||||
Date Deposited: | 25 Nov 2015 08:03 | ||||
Last Modified: | 25 Nov 2015 08:03 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/915 |
Actions (login required)
View Item |