Aplikasi Abaca Fiber dan Plat Tembaga Sebagai Produk Terapan Untuk Kriya Berkelanjutan

Hartono, Budi and Muhammad, Rafif (2022) Aplikasi Abaca Fiber dan Plat Tembaga Sebagai Produk Terapan Untuk Kriya Berkelanjutan. Project Report. LPM ISI Yogyakarta, Yogyakarta: Jur. Kriya Seni FSR ISI Yogyakarta.

[img] Text
BAB I PENDAHULUAN Budi Hartono_2022.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (202kB) | Request a copy
[img] Text
FULL TEKS Budi Hartono_2022.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB VII KESIMPULAN Budi Hartono_2022.pdf

Download (30kB)
[img] Text
LAMPIRAN Budi Hartono_2022.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Serat alam abaca fiber banyak dibudidayakan di Indonesia walaupun tanaman penghasil serat abaca ini bukan tanaman asli Indonesia. Terdapat banyak serat utuk membuat produk kriya diantaranya adalah serat eceng gondok, serat daun pandan, mendong, serabut kelapa, agel, serat abaca dan lain sebagainya. Di Indonesia sentra produksi abaka berada di Sumatera Selatan, Jawa, Kepulauan Sangihe dan Kalimantan. Saat ini Indonesia masih merupakan salah satu negara penghasil dan pengekspor serat abaka dan satu-satunya kebun pengembangan abaka. Dengan semakin meningkatnya permintaan serat abaka dari negara-negara maju seperti Jerman, Belanda, Perancis, Jepang, Spanyol, Denmark, Amerika, Inggris, dan Kanada, menunjukkan adanya peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan areal dan produksi abaka sebagai komoditas non migas. Tekstur serat disamping memiliki warna dan wujud yang natural keawetan bahan natural biasanya sudah teruji. Saat ini isu produk berbahan natural kembali populer ketika manusia kerap dihadapkan dengan pencemaran lingkungan yang tak tertanggulangi. Sementara seni lingkungan secara konvensional berfokus pada isu-isu ekologi dan politik, sejarah atau konteks sosial di sekitar lingkungan. Saat ini kita banyak menemui dan melihat gerakan beradaptasi ke dalam ekspresi artistik yang lebih jauh, termasuk seni tanah, seni konseptual, seni bumi. Khususnya, telah muncul seni 'keberlanjutan', yang juga dikenal sebagai 'Seni Hijau'. Tujuan penelitian terapan ini adalah menciptakan produk artistik seni kriya dengan memanfaatkan serat alami diaplikasikan dengan plat tembaga. Pemanfaatan logam tembaga diutamakan memakai prinsip recycle, yaitu sesuai dengan prinsip-prinsip kriya berkelanjutan.Metode penelitian ini adalah practice based research, peneliti menyatu dengan objek yang dikerjakan dalam penghayatan secara menyeluruh dengan pemaparan secara rinci. Metode penciptaan merujuk David Campbell yaitu preparation, concentration, incubation, illumination, verification�production. Hasil penelitian ini berupa karya green home decoration mengaplikasikan serat dengan logam khususnya plat tembaga sebagai aplikasi yang serasi menjadi produk kriya terapan. Seni hijau ataupun kriya berkelanjutan dipilih karena pemanfaatan konsep dan bahan alami saat ini sedang digaungkan kembali. Luaran penelitian kali ini ada tiga macam yaitu publikasi jurnal terakreditasi nasional, hak kekayaan intelektual (hak cipta), dan luaran lainnya dalam bentuk desain dan diwujudkan dalam karya terutama elemen estetis interior (aplikasi serat dan plat tembaga). Pemanfaatan serat mengacu pada konsep kriya berkelanjutan bermakna bahwa pemanfaatan material yang tidak merusak lingkungan. Material alami yang berkelanjutan bermakna bisa dibudidayakan kembali sehingga terjaga hingga generasi selanjutnya. Dengan kata lain seni berkelanjutan yaitu kreativitas untuk menemukan cara-cara baru, bertujuan menciptakan produk seni kriya yang dapat bermanfaat bagi lingkungan. Apakah itu dengan menggunakan bahan yang dapat diakses dan natural, atau dengan menginspirasi kesadaran sosial tentang isu masalah-masalah lingkungan yang mendesak penanggulanganya. Prinsip penelitian terapan karya ini akan bermanfaat bagi perajin yang menerapkan produk kriya berkelanjutan, karena pada prinsipnya pemanfaatan bahan dalam produksi sangat diminimalkan. Rancangan konsep memadukan dua karakter material yang berbeda antara serat alami dan plat tembaga. Serat dan plat tembaga memerlukan penangan dan perlakuan khusus sehingga kedua karakter material yang berbeda akan tampil serasi sebagai produk unggul. Misalnya dalam proses perwujudan karya diperlukan las plasma,peralatan las ini memudahkan dalam memotong plat logam sehingga hasilnya lebih bagus dan rapi dari pada memakai las konvensional.

Item Type: Monograph (Project Report)
Creators:
CreatorsNIM/NIP/NIDN/NIDK
Hartono, Budinidn0020097206
Muhammad, Rafifnim2012234022
Department: KODEPRODI90211#KRIYA SENI
Uncontrolled Keywords: Aplikasi, Abaca Fiber, Plat Tembaga, Terapan, Kriya Berkelanjutan
Subjects: Kriya > Kriya Logam
Divisions: Fakultas Seni Rupa > Jurusan Kriya > Kriya Logam
Depositing User: Bandono BD Bandono
Date Deposited: 02 Jun 2023 13:58
Last Modified: 02 Jun 2023 13:58
URI: http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/14213

Actions (login required)

View Item View Item