Penerapan Ornamen Nusantara Pada PIN Berbahan Logam Sebagai Aksesoris

Hartono, Budi and Wicaksono, Agung and Rahmat Rizki, Zainudin (2022) Penerapan Ornamen Nusantara Pada PIN Berbahan Logam Sebagai Aksesoris. ISI Yogyakarta, ISI Yogyakarta.

	Text Budi Hartono2022_Fulltext.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy
	Text BAB I_Budi Hartono2022.pdf Download (572kB)
	Text BAB VII_Budi Hartono_2022.pdf Download (407kB)

Abstract

Pin sebagai pelengkap akesoris sekarang telah mengalami banyak perkembangan pesat terutama fungsinya, tidak hanya sekedar sebagai penyatu antara dua kain untuk menutup tubuh manusia. Pengertian pin atau bros ini sebenarnya sedikit berbeda. Bros lebih cenderung dianggap sebagai sebuah perhiasan baik untuk wanita maupun pria, sedangkan pin adalah sebuah benda yang digunakan sebagai sebuah aksesoris yang dapat dipasang pada pakaian atau materi yang terbuat dari kain ataupun material lainnya. Pin digunakan oleh wanita dan juga pria. Namun sebenarnya penggunaan pin atau bros sama saja, terutama pin yang tidak hanya dapat digunakan sebagai aksesoris belaka, namun juga dapat dipakai sebagai media promosi atau dapat digunakan sebagai media lain. Seiring waktu, penampilan bros berevolusi dan perlahan-lahan disempurnakan oleh pengrajin. Kemajuan berikutnya dalam aksesori ini, setelah duri, adalah mekanisme peniti. Ada ornamen yang melekat pada kain dengan pin dan pegas membuat segalanya berjalan lancar. Dalam abad ke-16, pin memulai debutnya sebagai salah satu saran pesan politik yang menunjukkan dukungan pada dunia politik di negara Amerika. Pada tahun 1824, pin kampanye senantiasa digunakan untuk pemilihan John Quincy Adams melawan Andrew Jackson, dan semenjak saat itu senantiasa digunakan dalam dunia politik hingga sekarang. Komunitas penderita penyakit leukimia memakai pin berisikan kampanye kepedulian terhadap kehidupan, mereka memakai pin warna oranye. Pada kasus ini pin berfungsi ajakan untuk peduli terhadap sesama yang sedang menderita sesuatu penyakit. Sedangkan pada komunitas pecinta topi, pin difungsikan sebagai sarana untuk mengekspresikan diri. Komunitas ini kerap memakai ikon-ikon kontemporer dalam mendesain pin mereka. Dalam abad ke 16, pin memulai debutnya sebagai salah satu saran pesan politik yang menunjukkan dukungan pada dunia politik di negara Amerika. Pada tahun 1824, pin kampanye senantiasa digunakan untuk pemilihan John Quincy Adams melawan Andrew Jackson, dan semenjak saat itu senantiasa digunakan dalam dunia politik hingga sekarang. Tujuan penelitian terapan ini adalah menciptakan dan menerapkan ornamen tradisi pada pin ataupun bros yang terbilang jarang, untuk itu kreativitas dan pengkayaan desain perlu diwujudkan. Karya yang dihasilkan juga merupakan hasil pengembangan inovasi yang berkelas namun tetap mengakar pada kekuatan dan kearifan budaya lokal. Produk perhiasan artistik seni kriya dengan memanfaatkan logam tembaga maupun kuningan. Metode penelitian ini adalah practice based research, peneliti menyatu dengan objek yang dikerjakan dalam penghayatan secara menyeluruh dengan pemaparan secara rinci. Metode penciptaan merujuk David Campbell yaitu preparation, concentration, incubation, illumination, verification-production. Hasil penelitian ini berupa aksesoris pin atau bros, sedangkan ornamen Nusantara sebagai sarana untuk menumbuh kembangkan kecintaan dan kekayaan Bangsa. Sebagai aksesoris komunitas perlu kiranya ornamen nusantara ditampilkan sebagai ilustrasi yang artistik, disamping kekayaan lokal warisan Nusantara makin melekat. Luaran penelitian kali ini ada tiga macam yaitu publikasi jurnal terakreditasi nasional, hak kekayaan intelektual (hak cipta), dan luaran lainnya dalam bentuk desain dan diwujudkan dalam karya terutama aksesoris. Adapun uraian tingkat kesiapan keknologi (TKT) penelitian kali ini berada pada level ke-6 yaitu demonstrasi model atau prototipe system/subsistem dalam lingkungan yang relevan.

Actions (login required)

View Item