Perancangan Interior Museum H. Widayat di Sawitan Magelang

Zaffar Iqbal Aulad, Afiq (2024) Perancangan Interior Museum H. Widayat di Sawitan Magelang. Skripsi thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

	Text AFIQ ZAFFAR IQBAL A._2024_FULL TEXT.pdf Restricted to Repository staff only Download (11MB) | Request a copy
	Text AFIQ ZAFFAR IQBAL A._2024_BAB I.pdf Download (2MB)
	Text AFIQ ZAFFAR IQBAL A._2024_BAB V.pdf Download (1MB)
	Video maxresdefault.jpg?sqp=-oaymwEmCIAKENAF8quKqQMa8AEB-AH-CYAC0AWKAgwIABABGGUgVyhGMA8=&rs=AOn4CLB-CF9BY714KL9r9m-x5H7w8e24FQ Restricted to Repository staff only Download (85kB) | Request a copy
	Text Afiq Zaffar Iqbal A._2024_PERNYATAAN PERSETUJUAN-PUBLIKASI.pdf Restricted to Repository staff only Download (71kB) | Request a copy
	Video sh: 1: /usr/bin/youtube-dl: not found Download (0B)

Abstract

Perancangan interior museum seni H. Widayat di Sawitan, Kabupaten Magelang, dilakukan dengan tujuan utama meningkatkan minat kunjungan yang selama ini tergolong rendah. Latar belakang proyek ini berfokus pada pengenalan sosok H. Widayat, dan perancangan museum sebagai pusat kebudayaan, juga pendidikan seni. Permasalahan desain yang dihadapi adalah bagaimana merancang interior museum H. Widayat menggunakan pendekatan historis dengan sentuhan inovatif dan interaktif, sehingga pengunjung bisa mengenal lebih dekat H. Widayat serta merasakan pengalaman baru saat mengunjungi museum seni? Permasalahan desain yang dihadapi termasuk kebutuhan untuk menarik pengunjung lebih banyak dan lebih beragam, serta mengakomodasi berbagai fungsi ruang yang lebih dinamis. Metode desain yang digunakan dalam perancangan desain ini adalah metode desain thinking oleh Hasso Plattner Institute of Design. Konsep pendisplayan karya yang ada menggunakan konsep pendekatan kronologis/historis. Pendekatan/gaya ekletik juga digunakan dalam interior museum yang dirasa sesuai dengan karakter museum. Teknologi modern diintegrasikan untuk menciptakan pengalaman interaktif, seperti layar monitor untuk menampilkan koleksi, sensor dan kamera untuk kegiatan seni interaktif, serta proyektor dan layar LCD untuk pendisplayan karya seni. Prinsip desain inklusif juga diterapkan dalam perancangan ini untuk memastikan museum dapat dinikmati oleh semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas melalui fasilitas ramp dan elevator. Solusi desain juga mencakup perubahan tata ruang dengan menambahkan area foodcourt dan ruang serbaguna untuk acara acara komunitas, yang diharapkan dapat meningkatkan daya tarik museum sebagai tempat berkumpul dan beraktivitas bagi pegiat seni dan masyarakat umum. Hasil perancanganin ini diharapkan mampu menghadirkan pengalaman baru saat mengunjung museum seni, sekaligus menjadi pusat kegiatan seni yang hidup dan menarik lebih banyak pengunjung.

Actions (login required)

View Item