Supriyatini, Sri (2003) Budha sebagai Refleksi Keharmonisan. Masters thesis, Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
![]() |
Text
Bab I.pdf Download (7MB) |
![]() |
Text
Bab VI.pdf Download (1MB) |
![]() |
Text
Full Teks.pdf Restricted to Repository staff only Download (37MB) | Request a copy |
Abstract
Siddharta Gautama, yang dikenal sebagai Buddha, adalah seorang pangeran dari negeri Kapilavastu, di kaki pegunungan Himalaya, India Utara. Buddha hidup sekitar tahun 563-483 SM. Buddha sebagai inspirator spiritual dan pendiri aliran religius yang sekarang disebut agama Buddha. Istilah Buddha merupakan sebutan bagi orang yang tercerahkan akan kodrat hidup dan maknanya. Kisah hidup dan pencarian spiritual sang Buddha, terus-menerus dimaknai dan dijadikan sumber inspirasi bagi orang yang mencari jalan kebijaksanaan hidup, hingga melampaui sekat-sekat formal berbagai agama. Ajaran Buddha yang mengutamakan kedamaian dan keharmonisan hubungan dengan alam, dimaknai oleh seniman Buddhis sebagai ungkapan estetik dan rasa bhakti terhadap sang guru spiritual Buddha. Kesenian Buddhis berkembang tidak hanya di India saja, tetapi di banyak negara di Asia, tidak ketinggalan di Indonesia. Peninggalan kesenian Buddhis terbesar di Indonesia adalan candi Borobudur. Ratusan patung Buddha dan relief yang menggambarkan kehidupan Buddha menghiasi bangunan candi. Keindahan dan ketenangan wujud patung Buddha telah membawa pengalaman estetik dan melahirkan dimensi spiritual bagi penulis. Konsep harmoni dalam Buddhisme sangat kontradiktif dengan kondisi saat sekarang yang melanda masyarakat di Indonesia. Kondisi sosial masyarakat yang dalam keadaan krisis multi dimensi, mengakibatkan konflik sosial dan konflik ekologis. Dalam kondisi seperti ini penulis mendambakan suatu keadaan masyarakat yang ideal secara moral yang disepakati. Sikap ini diharapkan dapat menghibur, menyegarkan jiwa, membangkitkan dinamika pembebasan sesaat dari rutinitas kehidupan sehari-hari, dan bisa memaknai hidup dengan berkesenian. Ide-ide yang memicu kreativitas dalam proses penciptaan karya seni, melibatkan rasa dan rasio yang akhirnya menimbulkan imajinasi yang sifatnya subyektif Dalam mewujudkan ide estetik dibutuhan bahasa visual yang diekspresikan ke dalam elemen-elemen seni lukis seperti garis, warna, tekstur, ruang, dan unsur pengorganisasian elemen seperti komposisi, proporsi, perimbangan, harmoni, dan kesatuan. Bentuk-bentuk yang terinspirasi dari patung Buddha dan relief candi, tidak direpresentasikan seperti apa adanya, tetapi telah melalui proses abstraksi, yang kemudian diwujudkan ke dalam gaya seni lukis figuratif simbolis.
Item Type: | Thesis (Masters) | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
|||||||||
Contributors: |
|
|||||||||
Department: | KODEPRODI91101#PENCIPTAAN DAN PENGKAJIAN SENI | |||||||||
Uncontrolled Keywords: | Buddhisme, harmonis, seni lukis | |||||||||
Subjects: | Seni Murni > Seni Lukis | |||||||||
Divisions: | Pascasarjana > S2 Studi Penciptaan dan pengkajian seni | |||||||||
Depositing User: | samiyati SM samiyati | |||||||||
Date Deposited: | 29 Aug 2025 01:46 | |||||||||
Last Modified: | 29 Aug 2025 01:46 | |||||||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/21915 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |