D. Sunjaya A, 981 0982 023 (2004) Studi Tentang Ragam Hias Pada Masjid Sultan Suriansyah Di Kodya Banjarmasin Kalimantan Selatan. Skripsi thesis, Desain Interior ISI Yogyakarta.
Text
35-1.pdf Download (5MB) |
|
Text
35-2.pdf Restricted to Repository staff only Download (9MB) |
|
Text
35-3.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
|
Text
35-4.pdf Restricted to Repository staff only Download (7MB) |
|
Text
35-5.pdf Download (3MB) |
|
Text
35- lampiran.pdf Download (2MB) |
Abstract
Kedekatan masyarakat dengan alam menjadi bahan utama dalam mewujudkan ragam hias dengan motif-motifnya yang distilir. Adanya ragam hias tradisional dapat mendukung penampilan masjid yang diterapkan pada elemen-elemen bangunan masjid terse-but. Dari uraian diatas membuahkan rumusan masalah yaitu jenis ragam hias apa saja, makna dari ragam hias tersebut, clan penerapan ragam hias tersebut. Berangkat dari permasalahan tersebul penulis memilih jenis penelitian deskriptif dan dibahas dengan analisis kualitatif. Dari hasil penelitian ragam hias pada Masjid Sultan Suriansyah terdiri dari ragam hias motif kaligra Arab yang diambil dari ayat suci Al Qur’an diterapkan pada pintu, dinding, hiasan dinding, ventilasi, dan mimbar. Motif ora seperti logam (melati dan mawar) lambang kesucian dan percintaan atau bermakna suatu harapan kehidupan, diterapkan pada kandang rasi, pintu, kaki tiang, dan jendela. Motif daunjaragju sebagai lambang “tolak bala” bermakna kesuburan dengan warna hijaunya, diterapkan pada pintu, jendela, ventilasi, dan hiasan dinding. Motif buah manggis bermakna walaupun kehidupan pahit diluar namun manis didalam, diterapkan pada tangga pagar serambi. Motif pilinan tali bermakna tali persaudaraan diterapkan pacla tiang bangunan induk dan lisplang dinding. Ragam hias jamang dengan motif stilisasi buntut ayam jago bermakna kekuatan diterapkan pada ujung atap masjid. Motif hiris gagaras bagi orang Banjar bermakna cantik dan tidak bosan dipandang diterapkan pada lisplang pinggiran atap dan kaki tiang soko guru. Ragam hias puraka dengan motif stiliran burung anggang, be-rmakna kasih sayang, stiliran buntut ayam jago bermakna kekuatan,dan stiliran buah waloh bermakna hasil kesuburan dan kejayaan dongan warnanya. Motif sulur-suluran ora berupa batang, daun, dan bunga bermakna kesuburan diterapkan pada gerbang masjid dan lisplang dinding. Terakhir adalah motif-motif lain seperti kipas, sebagai lambang matahari yang bermakna mendapat kehidupan yang layak dan memberi sinar terang kepada masyarakat. Kesimpulan dari ragam hias pada Masjid Sultan Suriansyah menerapkan motif ora, motif geometris, dan motif fauna sebagai pongaruh buclaya sotempat yang distilir, untuk menghindari kemusyrikkan sebab Islam melarang bentuk atau gambar makhluk hidup. Dari semua ragam hias yang diterapkan sebagai hasil kebudayaan sewajarnya dijaga dan dilestarikan baik individu, masyarakat, institusi dan pemerintah.
Item Type: | Thesis (Skripsi) | ||||
---|---|---|---|---|---|
Creators: |
|
||||
Department: | Fakultas Seni Rupa ISI Yogyakarta | ||||
Subjects: | Disain > Disain Interior | ||||
Divisions: | Fakultas Seni Rupa > Jurusan Disain > Disain Interior | ||||
Depositing User: | IH Nurcahyadi Nurcahyadi | ||||
Date Deposited: | 07 Nov 2014 03:31 | ||||
Last Modified: | 07 Nov 2014 03:31 | ||||
URI: | http://digilib.isi.ac.id/id/eprint/235 |
Actions (login required)
View Item |